Selamat datang semoga nyaman disini, bermanfaat dan jangan lupa bagikan tulisan ini

Thursday, May 2, 2013

CONTOH MAKALAH PENGOLAHAN KARET


PROSES PENGOLAHAN KARET RSS
(Ribbed smoked sheet)


disusun oleh :
Ardan Ray Lesmana
Dede Asri Maryanti
Elsa Kurnia Putri
M.Ridwan
Ulfa Nurajizah
Wulan Destiani Saputri
Siti Reista Asih Apriliani
Kelompok : 1
Kelas : XI IPA 4

SMA NEGERI 1 PELABUHANRATU


*****************************************
KATA PENGANTAR
Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya kami  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  pelajaran bahasa Indonesia.
          Dalam penyusunan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan  dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Pada kesempatan  ini kami tak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
Ibu Nurul ikhsani J. S.Pd yang telah memberikan bimbingan berupa bantuan, dorongan, saran sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Teman-teman sekelompok  yang telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para siswa. Kami  sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,  kepada  guru pembimbing  kami  meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah  kami  di  masa  yang  akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.


                                                                                                Pelabuhanratu, 31 april 2013

Penulis

*********************************************************************************



DAPTAR ISI
Kata Pengantar   …………………………………………………………    i
Daftar isi    ……………………………………………………………….   ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang …………………………………………………..   1
B.     Rumusan masalah     ……………………………………………..   1
C.     Tujuan    ………………………………………………………….   1
D.    Manfaat ………………………………………………………….   1
E.     Sistematika penulisan     …………………………………………   2

BAB II LANDASAN TEORI
A.    Pengertian karet RSS …………………………………………….  3
B.     Pengolahan karet RSS ……………………………………………  3
1.      Bagan proses pengolahan RSS ………………………….   3
2.      Pengangkutan & penerimaan ……………………………   4
3.      Pengenceran & pembekuan   …………………………….   5
4.      Penggilingan & penirisan   ……………………………….   6
5.      Pengasapan & pengeringan    …………………………….   7
6.      Sortasi    ………………………………………………….   8
7.      Pengepresan,pengepakan & penyimpanan    …………….. 11

BAB III METODOLOGI
A.    Tempat penelitian      ……………………………………………. 14
B.     Waktu penelitian ………………………………………………... 14
C.     Tenaga penelitian ………………………………………………... 14
D.    Alat dan bahan …………………………………………………. 14
E.     Sumber data   ……………………………………………………. 14
F.      Langkah kerja    …………………………………………………. 14

BAB IV DATA PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA
A.    Data pengamatan    ……………………………………………… 16
B.     Analisis data ……………………………………………………. 16

BAB V PENUTUP
A.    Kesimpulan ……………………………………………………… 17
B.     Saran     ………………………………………………………….. 17

Lampiran-lampiran

Daftar pusaka           

********************************************************************************                                BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
PTP Nusantara VIII Merupakan salah satu prosedur karet di Indonesia. Produk yang dihasilkan harus berkualitas tinggi, memenuhi kepuasan konsumen dan proses pengolahanya dilaksanakan sesuai persyaratan  atau peraturan yang berlaku. PTP Nusantara VIII di tuntut untuk mampu bersaing dan salah satu antaranya dengan menjaga brand image yang baik.
Proses pengolahan karet sangat di pengaruhi oleh kualitas bahan baku karet yang di olah, mesin-mesin yang digunakan, proses pengolahan, sumber daya manusia dan kondisi lingkungan pabrik, sehinga di perlukan pembuatan standar operasional prosuder (SOP) pengolahan karet RSS sebagai standar tatacara kerja, proses pengolahan terbaik yang menjamin konsistensi mutu yang berlaku untuk semua pabrik karet RSS dilingkungan PTP Nusantara VIII. Ini bertujuan untuk dijadikan sebagai pedoman dalam mengolah bahan baku lateks menjadi karet RSS.
B.     RUMUSAN MASALAH
a.       Apa yang dimaksud dengan karet RSS ?
b.      Bagaimana proses pengolahan  Karet RSS ?

C.     TUJUAN
Makalah ini kami susun selain untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran bahasa Indonesia , juga kami bertujuan untuk menanbah referensi mengenai  proses pengolahan karet RSS
D.    MANFAAT
Untuk mengetahui apa itu karet RSS dan proses pengolahanya





E.     SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I    PENDAHULUAN
           Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat
BAB II      PEMBAHASAN
           Bab ini membahas alur proses pengolahan karet RSS penangkutan dan penerimaan lateks, pengenceran dan pembekuan. Penggilingan dan penirisan, pengasapan dan pengeringan, sortasi, pengepresan, pengepakan dan penyimpanan.
BAB III    METODOLOGI
Bab ini membahas tempat penelitian, waktu, tenaga penelitian, alat dan bahan penelitian, sumber data,dan  langkah kerja.
BAB IV   DATA PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini membahas data pengamatan dan analisis data.
BAB V    PENUTUP
           Bab ini membahas kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA


BAB II
LANDASAN TEORI
1.     Pengertian karet RSS
Ribbed smoked sheet adalah jenis karet berupa lembaran sheet yang mendapat proses pengasapan yang baik ini termasuk produk olahan yang berasal dari lateks atau getah tanaman karet yang di olah secara teknik mekanisme dan kimiawi dengan pengeringan menggunakan ruang asap. Faktor-faktor yang memengaruhi mutu akhir pengolahan RSS adalah pembekuan atau koagulasi lateks, pengasapan dan pengeringan.
2.      Proses pengolahan karet  RSS
A.    Bagan proses pengolahan karet RSS
    Penerimaan bahan olah
 


               Pengenceran
                                                                             
               penggilingan
           pelaburan
        penyimpanan
           pengiriman
        pembungkusan
            pengepakan
                 sortasi
              pengasapan
               penirisan
               pembekuan
 





















B.     Pengangkutan dan penerimaan lateks
1)      Ketentuan teknis
a.       Tangki lateks yang digunakan harus dalam keadaan baik dan bersih
b.      Kapasitas tangki yang dibawa oleh truk kurang lebih 1000- 4000 liter
c.       Jika volume lateks yang diangkut melebihi kapaskitas tangki, sisanya di masukan ke tempat yang lain yang bersih
d.      Tangki harus terbungkus dengan karung goni , dalam keadaan basah
2)      Cara kerja
a.       Cucilah tangki,tutup tangki,saringan dan kran pengeluaran  setiap hari setelah selesai pengiriman lateks
b.      Sebelum dimasukin kedalam tangki lateks diatas truk harus disaring dahulu dengan saringan yang berkuran lubangnya 5 mm, dengan jarak antar sumbu lubang 1 cm
c.       Penerimaan lateks di saring dengan saringan mesh 20
d.      lateks harus bebas kontaminan
e.       ambil sample atau contoh untuk menentukan volume dan kkk lateks
f.       Penentuan faktor pengeringan dilakukan setiap 3 bulan sekali
g.      Setiap lateks tiba di pabrik harus dianalisa kandungan amonia dalam lateks.
h.      Penerimaan lump harus bebas kontaminan
i.        Lalu bahan olah ditimbang memakai timbangan atau diukur dengan mistar ukur yang terbuat dari alumunium atau stainless steel untuk mengetahui jumlah lateks
Untuk mewujudkan tertib,bersih,layak olah dan bebas kontaminan diperlukan hal-hal sebagai berikut :
a.       Hindari kebocoran tangki dengan cara memeriksa tangki lateks sebelum digunakan
b.      Hindari ceceran lateks selama pengangkutan dari kebun menuju pabrik dan minimalkan guncangan supaya tidak menimbulkan banyak busa
c.       Bak penerimaan, saringan lateks, talang lateks dan mistar ukur harus bersih dari kontaminan
d.      Untuk mencegah tumpahan lateks pada waktu pemindahan dari tangki tidak menggunakan karung platik, bisa  menggunakan ban dalam bekas
e.       Menyimpan alat kerja secara rapih dan tertib pada tempatnya
f.       Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja harus di sediakan kotak P3K

C.     Pengenceran dan pembekuan
1)      Ketentuan teknis :
a.       Pengenceran disesuaikan dengan rencana waktu proses penggilingan
b.      Volume per bak kurang lebih 65-100 kg karet kering
c.       Penggunaan asam semut konsentrasi 2% atau asap cair formula disesuaikan dengan hasil analisa kandungan amoniak dalam lateks dan KKK
d.      Koagulum harus direndam air untuk menghindari oksidasi
e.       Pencabutan plat sekat aluminium dilakukan secara bertahap dan pengangkatan koagulum dari bak ke talang peluncur di tumpuk maksimal 2 lembar dan tidak boleh di lipat
f.       Air untuk pengolahan harus bersih disaring dengan kain dan bebas kontaminan dengan ph 6-8

2)      Cara kerja
a.       Ambilah sempel untuk penentuan KKK,
b.      Hasil penentuan kkk dicatat dan dilaporkan kepada mandor pengolahan
c.       Pengenceran lateks dilakukan dibak kolagulasi
d.      Pemberian air untuk pengenceran lateks disesuaikan dengan rencana pengolahan selanjutnya di giling langsung atau di giling pagi
e.       Lateks dari bak penerimaan dialirkan ke bak pembekuan melalui talang lateks di saring dahulu dengan saringan mesh 40 atau 60
f.       Pengadukan air dan lateks dilakukan 3 kali maju, 3 kali mundur, busa yang timbul akibat pengadukan harus diambil dan di tampung
g.      Berilah asam semut konsentrasi 2% untuk pembekuan dengan ratio maksimum 12 cc/kg karet kering atau asap cair formula dengan ratio maksimum 25 cc/kg karet kering
h.      Pengadukan lateks dan asam semut dilakukan maksimal 7 kali maju, 7 kali mundur dan busa yang timbul diambil secara hati-hati sampai bersih serta di tampung kemudian di pasang sekat
i.        Koagulum dalam bak koagulasi setelah proses pembekuan kurang lebih 1 jam di rendam air untuk menghindari oksidasi dan lengket
D.    Penggilingan dan penirisan
Tujuannya untuk memperlebar karet dan membuang serum, menyeragamkan ketebalan lembaran karet untuk mempercepat proses pengasapan. Ketebalan lembaran karet yang sudah di giling kurang lebih 3-4mm. Penirisan ini dilakukan selama kurang lebih 1 jam dan pengasapan 5-6 hari
kapasitas mesin giling 300-500 kg/jam, pemasangan jarak rol giling disesuaikan dengan sasaran ketebalan hasil giling
1)      Cara kerja
a.       Penggilingan
Ø  pertama cabut sekat alumunium dalam bak koagulasi secara bertahap
Ø  angkat lembaran koagulasi keatas talang alumunium sebanyak maksimum 2 lembar dan tidak boleh dilipat
Ø  masukan koagulum kedalam mesin giling satu persatu
Ø  selama melakukan penggilingan diusahakan jalannya lembaran karet lurus melalui roll gilingan no 1 sampai roll terakhir
Ø  lembaran karet keluar dari mesin giling harus melalui pembilasan air yang mengalir
Ø  selama penggilingan semua roll harus dialiri air untuk perdinginan dan menghindari lembaran karet lengket dengan roll
b.      Penirisan
Ø  rak, gantar bambu yang dipersiapkan untuk menggantungkan lembaran karet harus terbebas dari jamur dan kontaminasi
Ø  lembaran karet yang telah dibilas dan digantung diatas gantar bambu untuk dilakukan penirisan selama kurang lebih 1 jam
Ø  untuk kamar asap yang menggukakan lori, penirisan dilakukan diatas lori, sedangkan yang tidak menggunakan lori menggunakan rak penirisan khusus
E.     Pengasapan dan pengeringan
Tujuannya untuk menurunkan kadar air dan memberi warna serta mengawetkan lembaran karet. Pemakaian kayu bakar 2.5 - 3.5 m3/ ton karet kering dan lamanya proses pengasapan ini kurang lebih 5-6 hari
pemberian suhu didalam kamar asap :
hari ke 1 = 40-45 derajat celcius
hari ke 2 = 45-50 derajat celcius
hari ke 3 = 50-55 derajat celcius
hari ke 4 = 55-60 derajat celcius
hari ke 5 = 35-50 derajat celcius
hari ke 6 = lembaran karet di turunkan
Cara kerja
a.       Lembaran karet yang sudah ditiriskan dimasukan kedalam kamar asap
b.      Beberkan lembaran karet pada gantar maksimal 5 lembar dan hindari tumpang tindih antara lembaran supaya tidak lengket
c.       Isi kamar asap sesuai dengan kapasitas yang terpasang
d.      Pemberian asap dilakukan setelah kamar asap penuh
e.       Jika yang digunakan lori setelah penirisan masukan ke kamar asap
f.       Pembalikan sheet dilakukan setelah proses pengasapan kurang lebih 30 jam
F.      Sortasi
Tujuannya menghasilkan lembaran RSS sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan  atau sesuai dengan keinginan konsumen
 persentase perolehan mutu RSS sebagai berikut :
- mutu RSS 1 minimal 95%
- mutu RSS 2 maksimal 2%
- mutu RSS 3 maksimal 1%
- cutting RSS maksimal 2%
lembaran RSS Bebas dari kontaminan seperti serpihan kayu, serat bambu, plastik, butiran pasir, mentah, lembek, jamur dan gelembung besar.


Ketentuan teknis :
a.       Mutu RSS 1
Ø  Tiap ball harus dibungkus, bebas dari cendawan, tapi jika pada waktu penyerahan terdapat sedikit cendawan kering pada pembaliknya atau pada permukaan ball yang melekat pada pembulatnya
Ø  sheetnya  bintik-bintik atau bergaris, karena oksidasi, lembek, mengalami pemanasan tinggi, kurang matang, terlalu lama diasap, buram
Ø  karet harus kering, bersih, kekar, baik keadaanya, dan tidak mengandung cacat, bahan-bahan yang bersifat seperti damar (berkarat), pembungkus yang kotor dan benda-bemda/ bahan-bahan lainnya kecuali noda kecil.


b.      Mutu RSS 2
Ø  Bila terdapat sedikit bahan yang bersifat seperti damar (karat) dan sedikit cendawan kering pada pembalut permukaan ball dan pada sheet yang Ada didalamnya.
Ø  Bila terdapat bahan karat-karatan atau cendawan kering dalam jumlah cukup berarti yaitu lebih dari 5% dari jumlah ball-ball yang diperiksa dijadikan contoh maka hal itu merupakan dasar bagi penolakan.
Ø  Gelembung-gelembung kecil dan noda-noda kecil yang berasal dari kulit kayu, dalam jumlah seperti pada contoh, tidak akan ditolak
Ø  Sheet yang berbintik-bintik atau bergaris-garis akibat oksidasi, lembek, mengalami pemanasan tinggi, kurang matang, terlalu lama diasap, buram, dan hangus tidak di perkenalkan
Ø  Karet yang bersangkutan harus kering, bersih, kekar, baik keadaannya dan tidak mengandung cacat, lepuh-lepuh, pasir, pembungkus yang kotor, dan segala benda-benda/bahan-bahan asing lainnya, selain dari pada yang diperkenakan menurut ketentuan diatas




c.       Mutu RSS 3
Ø  Bila pada waktu penyerahan terdapat sedikit bahan yang bersifat seperti damar (karat) dan sedikit sendawa kering pada pembalut pada permukaan ball dan sheet yang A̅da didalamnya tidak akan ditolak
Ø  Bila terdapat karat atau cendawan kuning dalam jumlah ball yang cukup berarti, yaitu lebih dari 10% dari jumlah yang diperiksa
Ø  Adanya sedikit cacat warna, gelembung - gelembung udara kecil dan noda kecil yang berasal dari kulit kayu dalam jumlah seperti pada contoh, masih diperkenakan
Ø  Sheet yang berbintik-bintik atau bergaris-garis karena oksidasi, lembek' mengalami pamanasan tinggi, kurang matang, terlalu lama diasap, buran dan hangus tidak diperkenankan
Ø  Karet harus kering. Kekar atau tidak cacat, lempur, pasir

d.      Citting
Harus potong-potong kecil dan sedikit mantah
Cara kerja
a.       Untuk produksi yang akan diturunkan dari kamar asap kurang lebih jam 05.00 api dalam tangku sudah dipadamkan
b.      Pembongkaran lembaran RSS dari kamar asap disimpan ditempat yang bersih sebelum diangkut ke ruang sortasi
c.       Lembaran RSS diangkut keruang sortasi menggunakan roda dorong, dipikul atau monorail
d.      Lembaran RSS sebelum disortir diruang sortasi terlebih dahulu ditimbang jumlah berat seluruhnya

e.       Prinsip-prinsip pekerjaan yang dikerjakan diruang sortasi diantaranya :
Ø  lembaran RSS diperiksa diatas meja kaca secara visual
Ø  memisahkan hasil sortasi sesuai dengan jenis mutunya
Ø  lembaran RSS yang terkena kontraminan seperti serat bambu, jelaga, dan kotoran lain dibersihkan
Ø  lembaran RSS yang terkena jamur digosok dengan formin 1 %
Ø  apabila ada bagian lembar RSS yang mentah,lembek,gelembung-gelembung besar, dipisahkan dengan cara digunting
Ø  lembaran RSS setelah disortir menurut jenisnya dilipat dengan ukuran :
1)      Berat per ball 113 kg/ 111,11 kg dengan ukuran 47-48 cm
2)      Berat per ball 33,3 kg dengan ukuran 65 cm
3)      Berat perball 5 kg dengan ukuran 25 cm
f.       Lakukan penimbangan sesuai dengan berat per ball termasuk pembungkus yang telah ditentukan dan beri identitas sesuai jenis mutunya.
g.      Lembaran rrs yang masih mentah dimasukan kembali ke kamar asap untuk dikeringkan kembali kurang lebih 2 hari dan di catat di papan tulis kamar asap
G.    Pengepresan, pengepakan dan penyimpanan
Merupakan proses akhir dari pengolahan rss sebelum dijual ke konsumen, tujuanya untuk melindungi produk dari kerusakan fisik. Mengakibatkan penurunan mutu produksi, ketinggian tumpukan bal di gudang maksimal 2 ball dan jarak antar bal ke dinding gudang kurang lebih 20 cm
Ketentuan teknis
a.       Tekanan pressan memadai sampai kunci pressan bisa terpasang
b.      Volume oli dalam tangki sesuai ukuran yang diijinkan
c.       Alas peti press harus dilapisi alumunium\plastik vinil
d.      Lantai beralas kayu dan dilapisi plastik vinil
e.       RSS yang akan dipress harus disimpan didekat ball press
f.       Pengunci pressan harus kuat kokoh dan stabil
g.      Memenuhi bentuk dan ukuran ball sesuai permintaan pasar
Cara kerja
a.       Pengepresan
1)      Pasang alas peti dan peti pressan ditempat pengepressan
2)      Masukan lembaran RSS hasil penimbangan yang telah ditentukan jenis mutu dan berat timbangannya, satu persatu kedalam peti pressan dan dipasang penutup
3)      Lakukan pengepressan sampai pada ketinggian yang ditentukan, buka peti pressan dan pasang begel pengunci kemudian hasil pressan dikeluarkan dan disimpan ditempat yang sudah ditentukan
4) Begel pengunci dibuka setelah hasil pengepressan dibiarkan selama kurang lebih 24 jam supaya tidak mengalami perubahan bentuk
b.      Pembungkusan
Lakukan pembungkusan ball disesuaikan dengan jenis mutu RSS dengan cara dilem/dijara
c.       Pelaburan
1)      Ball dijajarkan berbaris dan diberi jarak antara ball dengan ball untuk memudahkan pelaksanaan pelaburan
2) Pelaburan ball memperngunakan :
Ø  talk powder
Ø  premium
Ø  minyak tanah atau solar
Ø  guntingan karet
Ø  cat sablon
Ø  sikat\kwas
3)      Ball yang telah selesai dilabur selanjutnya diberi idebtitas menggunakan cat sablon antara lain :
Ø  jenis produk
Ø  nomor lot
Ø  nomor ball
Ø  berat per ball
Ø  asal produk
d.      Pengepakan
1)      Pengepakan biasa
Ø  RSS 1 18 ball per lot @113 kg = 2034 kg
Ø  RSS 2 9 ball per lot @113 kg = 1017 kg
Ø  RSS 3 9 ball per lot @ 113 kg = 1017 kg
Ø  cutting RSS 5 ball per lot @ 113 kg = 565 kg
2)      Pengepakan khusus
Ø  RSS 1 18 ball per lot @ 111,11 kg = 2000 kg
Ø  RSS 1 36 ball per pallet @ 33,33 kg, satu lot 8 pallet @ 1200 kg = 9600 kg
Ø  RSS 1 10 per ball karung @ 5 kg, satu lot 40 karung
3)      Persiapan bahan pengepakan khusus :
Ø   Small ball 
Alas palet, plastic sw 0,2 mm, plastic bungkus o,3 mm , plastic hitam 0,14 mm, plastic ampar 0,1 mm, palstik label, ban eizer, gas elpiji,catt sablon, thiner
Ø  Very small ball
Karung bagor, plastic pe 0,3 mm, tali rapia,cat sablon,minyak sablon m4, spidol permanen,rackel
e.       Penyimpanan
1)      Penyusunan dan penumpukan ball dikelompokan menurut jenis mutu,nomor lot, maksimal tumpukan 2 tahap
2)       Penyusunan no lot harus di atur

BAB III
METEDOLOGI
A.    Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lahan perkebunan karet PTPN VIII.
B.     Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 april 2013
C.     Tenaga penelitian
Penelitian ini dilaksanakan oleh :
·         Ardan ray lesmana
·         Dede Asri Maryanti
·         Elsa Kurnia putri
·         M. ridwan
·         Ulfa Nurajizah
·         Wulan destiani saputri
·         Siti reista asih apriliani

D.    Alat dan bahan  penelitian
·         Lateks
·         Kayu
·         Talang lateks
·         Saringan lateks
·         Sheeter
E.     Sumber data
kami mengambil data ini dari buku pengolahan karet PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII Dan jasa internet
F.      Langkah kerja
·         kita mendiskusikan apa yang harus kita teleti
·         kami datang ke tempat   pabrik pengolahan karet
·         kami melihat proses pengenceran,pembekuan, di tempat pengolahan karet pertama
·         kami menuju ke proses selanjutnya yaitu penggilingan dan penirisan
·         selanjutnya kami menuju ke ruangan asap untuk melihat proses pengasapan dan hasil pengasapan
·         selanjutnya kami menuju ke ruangan ruang sortasi untuk melihat  proses perbedaan RSS
·         selanjutnya hasil sortasi di kepak di ruangan pengepakan dengan berat yang sama sesuai RSS dan dibungkus lalu di simpan di gudang dan disusun sesuai mutu jenisnya lalu dikirim
·         setelah itu kami mendiskusikan hasil penelitian kami bersama-sama



BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA
A.    Data pengamatan
Berdasarkan pengamatan yang kami amati PTPN VIII adalah salah satu produsen karet di Indonesia yang menghasilkan karet dengan kualitas yang baik dengan proses yang panjang dan dapat memenuhi kepuasan konsumen.
Adapun proses yang harus dilalui untuk membuat bahan karet yaitu :
Penerimaan bahan olah-pengenceran-pembekuan-penggilingan-penirisan-pengasapan-sortasi-pengepakan-pembungkusan-pelaburan-penyimpanan-pengiriman.

B.     Analisis data
Dengan proses pengenceran dan pembekuan kita bisa menyeragamkan KKK lateks kebun  menjadi KKK lateks standar pabrik sehingga dapat memudahkan untuk proses penggilingan dan penirisan. Proses penggilingan ini kita menyeragamkan ketebalan lembaran karet untuk mempercepat proses pengasapan.
Proses pengasapan ini bertujuan untuk menurunkan kadar air dan member warna serta mengawetkan lembaran karet, lalu selanjutnya proses sortasi. Sortasi ini bertujuan untuk menghasilkan lembaran RSS sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan dengan mengacu kepada The Green Book.


BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Ribbed smoked sheet (RSS) adalah jenis karet  berupa lembaran sheet yang mendapat proses pengasapan yang baik ini termasuk produk olahan yang berasal dari lateks atau getah tanaman karet yang di olah secara teknik mekanisme dan kimiawi dengan pengeringan menggunakan ruang asap.
Proses pengolahan karet sangat di pengaruhi oleh kualitas bahan baku karet yang di olah, mesin-mesin yang digunakan, proses pengolahan, sumber daya manusia dan kondisi lingkungan pabrik, sehinga di perlukan pembuatan standar operasional prosuder (SOP) pengolahan karet RSS sebagai standar tatacara kerja, proses pengolahan terbaik yang menjamin konsistensi mutu yang berlaku untuk semua pabrik karet RSS dilingkungan PTP Nusantara VIII. Ini bertujuan untuk dijadikan sebagai pedoman dalam mengolah bahan baku lateks menjadi karet RSS.
B.     Saran
Pengolahan yang lebih bersih dan higienis akan menjadikan kita lebih sehat dan tidak cepat terserang penyakit, untuk meningkatkan kualitas karet lebih baik pekerjanya ditambah sehingga prosesnya lebih cepat dan lebih bermutu, diharapkan adanya perlindungan hutan supaya hasil karet lebih bermutu dan terjamin.

DAFTAR PUSTAKA
PT Perkebunan Nusantara VIII.2011.Teknik pengolahan non teh.
PT Perkebunan XI persero 1933.vademecum.budidaya karet ( hevea brazilliensis).
Riskydhaagriculture.blogspot.com./2011/12/normal


Lampiran-lampiran
                                   
 PROSES PEMBEKUA N
PROSES PENGERINGAN



PROSES SORTASI

HASIL KARET SETENGAH JADI BAN

FOTO BERSAMA
PROSES PENGGILINGAN

PROSES PENGASAPAN

PROSES PENGENCERAN



ALAT PENGEPRESAN CUTTING

ALAT PENGEPRESAN

PROSES PENGEPAKAN










.

       

No comments:

Post a Comment

PELATIHAN MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE GRATIS SETIAP BULAN

  PELATIHAN MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE GRATIS SETIAP BULAN   SUDAH 8000 lebih Calon Guru, Guru, Mahasiswa dan dosen  DI SELURUH NUSANTARA TEL...