PENGOLAHAN
MINYAK GORENG
SECARA FERMENTASI
XII IPA 4
ANGGOTA :
Lisna Holipah
Nur Anissa Anggraeni
Ricka Widya
Rista Novel Yulyanti
Ulfa Nurajizah
Wulan Destiani Saputri
SMAN 1 PALABUHANRATU
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur ke khadirat Allah SWT,yang maha pengasih, pemilik segala ilmu
pengetahuan. Atas izin-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
ini.
Makalah
ini membahas tentang “Pengolahan Minyak
kelapa Secara Fermentasi”,kami sajikan dengan tampilan yang sederhana dan
disertai beberapa gambar supaya memperjelas materi dan mudah dimengerti.
Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas ujian Praktek biologi. Penyusunan
makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari beberapa pihak. Untuk
itu kami berterimakasih kepada :
- Titin Kartini S.pd. selaku guru pembimbing yang telah
memberikan tugas sekaligus arahan dan bombingannya
2. Orang tua, yang telah memberikan dukungan dan dorongan
- Teman
sekelompok, yang telah bekerja sama dengan baik.
Makalah
ini kami susun dengan sebaik-baiknya dan dengan segala upaya.Setelah melalui
beberapa tahap akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada
waktunya.Meskipun makalah ini dapat terselesaikan dan tidak ada kesulitan yang
sangat berarti, tetapi kami sadar banyak kekurangan-kekurangan.Untuk itu kami
harapkan kritik dan saran dari pembaca supaya lebih baik kedepannya.
Semoga
makalah ini dapat diterima dengan baik dan bermanfaat untuk kita
semua,khususnya bagi kami sebagai penyusun mudah-mudahan makalah ini dapat memenuhi
tugas ujiam praktek
Palabuhanratu, 09
Maret 2014
Tim penyusun
i
DAFTAR
ISI
Kata
pengantar ……………………………………………………………………. i
Daftar
isi …………………………………………………………………………..... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang …………………………………………………….. 1
B. Rumusan
masalah ………………………………………………….. 1
C. Tujuan
peneletian...............................................................................
1
D. Manfaat……………………………………………………………. 1
E. Sistematika
Penulisan …………………………………………… 2
BAB
II LANDASAN TEORI
A. Klasifikasi
kelapa............................................................................... 2
B. Klasifikasi
Saccharomyces Cerevisae …………………………….. 2
C. Kandungan
dalam buah kelapa.......................................................... 3
D. Penjelasan
fermipan ………………………………………………. 5
E. Proses Pembuatan minyak kelapa secara
fermentasi........................... 5
F. Keuntungan
Metode fermentasi daripada prose tradisional............... 6
BAB III METODELOGI
A.
Tempat
Penelitian ………………………………………………………… 9
B.
Waktu
Penelitian .......................................................................................... 9
C.
Tenaga Penelitian…………………………………………………………. 9
D.
Metode
Peneletian…………………………………………………………. 9
E.
Alat Dan
Bahan …………………………………………………………… 9
F.
Langkah
Kerja……………………………………………………………... 10
BAB
IV DATA PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA
A. Data Pengamatan……………………..…………………………………… 11
B.
Analisis Data …………………………………………..…………………
15
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
……………………………………………………......... 16
B. Saran..............……………………………………………………….. 16
DAFTAR
PUSTAKA.
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Kelapa (Cocos nucifera L.) sebagai salah satu kekayaan hayati
Indonesia telah berabad-abad dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi
berbagai kebutuhan, baik sebagai sumber makanan, obat-obatan, industri dan
lain-lain. Hasil-hasil produk kelapa di Indonesia secara umum masih bertumpu pada
minyak kelapa, padahal kelapa merupakan tanaman yang serbaguna. Tanaman kelapa memiliki keragaman
produk yang tinggi, karena dari daun sampai akar memiliki manfaat dan nilai
sosial ekonomi.
VCO atau virgin coconut oil (dalam bahasa Indonesia
disebut sebagai minyak kelapa murni) merupakan produk modern buah kelapa yang
memiliki kemampuan meningkatkan taraf kesehatan, mengobati dan bahkan
dimanfaatkan dalam bidang kecantikan atau kosmetika. Walaupun sebagai produk
modern, pengembangan minyak VCO tetap berkaitan dengan akar budaya masyarakat
yang menggantungkan hidup pada tanaman kelapa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Klasifikasi Kelapa ?
2. Bagaimana Klasifikasi Saccharomyces Cerevisae ?
3. Apa Saja Kandungan yang Terdapat dalam Kelapa?
4. Apa itu fermipan ?
5. Bagaimana Proses Pembuatan Minyak Goreng Secara Fermentasi ?
6. Apa keuntungan proses fermentasi dibandingkan dengan proses tradisional?
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui klasifikas
kelapa, klasifikasi saccharomyces cerevisae, penjelasan fermipan, kandungan dalam kelapa, proses pembuatan minyak goreng dengan cara fermentasi, dan mengetahui keuntungan proses fermentasi
dibanding dengan proses tradisional.
D. Manfaat
Dengan mengetahui materi ini diharapkan pembaca bisa memanfaatkan buah
kelapa sebagai bahan memasak yaitu minyak goreng secara fermentasi yang lebih
mudah, aman, dan terjangkau.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi
tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat.
BABII LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang
klasifikasi kelapa, klasifikasi saccharomyces cerevisae kandungan buah kelapa,
penjelasan fermipan, cara pembuatan minyak goreng secara fermentasi, dan
keuntungan dari fermentasi dari pada pengolahan tradisional.
BAB III METODOLOGI
Bab ini berisi tentang
tempat penelitian, waktu penelitian, tenaga penelitian, sumber data, dan
langkah kerja.
BAB IV DATA PENGAMATAN DAN ANALISIS
Bab ini
terdiri dari data pengamatan dan analisis data.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi
tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Klasifikasi
Tanaman kelapa (Cocos nucifera L.)
merupakan tanaman serbaguna, baik untuk
keperluan pangan maupun nonpangan.
Klasifikasi Tanaman Kelapa :
§ Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
§ Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
§ Super Divisi : Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
§ Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
§ Kelas : Liliopsida (berkeping satu /
monokotil)
§ Sub Kelas : Arecidae
§ Ordo : Arecales
§ Famili : Arecaceae (suku
pinang-pinangan)
§ Genus : Cocos
§ Spesies : Cocos nucifera L
B.
Klasifikasi Saccharomyces cerevisae
§ Kingdom :
fungi
§ Filum :
ascomycota
§ Kelas :
accharomycetes
§ Ordo :
accharomycetales
§ Genus :
accharomyces
§ Species :
accharomyces cerevisae
C. Kandungan dalam Buah Kelapa
1. Daging Buah Kelapa
Yang terkandung dalam daging buah
Kelapa ini sekitar 90% merupakan asam lemak jenuh dan 105 asam lemak tak jenuh.
Meskipun mengandung asam lemak jenuh, namun minyak Kelapa memiliki rantai
karbon sedang sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Asam lemak rantai sedang lebih baik dibandingkan asam lemak rantai panjang
karena bisa langsung dicerna dalam usus tanpa adanya proses hidrolisis dan
enzimatis. Sedangkan minyak yang memiliki
rantai karbon yang panjang harus melalui beberapa tahapan dulu untuk diproses
di dalam pencernaan manusia sebelum akhirnya dapat diserap dinding usus lewat
beberapa proses yang panjang. Asam lemak rantai sedang juga tidak diubah menjadi lemak atau kolesterol
serta tidak memengaruhi kolesterol darah. Dan terkait dengan manfaatnya, asam
lemak rantai sedang ini berkemampuan secara spesifik sebagai anti-fungsi,
anti-protozoa, anti-bakteri, dan juga anti-virus.
2.
Air Kelapa
Tak hanya minyak dan dagingnya saja yang memiliki banyak manfaat, namun air
Kelapa juga disinyalir mengandung banyak zat gizi. Kalau selama ini pemanfaatan
air Kelapa hanya terbatas pada mengolahnya menjadi nata de coco,
maka dengan kandungannya yang padat gizi, air Kelapa bisa dikembangkan lebih
dari itu. Menurut hasil analisis, dalam air Kelapa tua mengandung sekitar 91%
mineral, 0,3% protein, 0,15% lemak, 7,3% karbohidrat dan 1,06% abu. Air Kelapa
juga mengandung vitamin C 2,7 mg/ 100 ml. Sedangkan kandungan mineral air kelapa
terdiri atas kalium, natrium, kalsium, magnesium, tembaga, besi, dan lainnya.
Oleh karena itu, banyak kandungan zat gizi tersebut menjadikan air kelapa
sangat kaya khasiat seperti untuk mengobati penyakit usus, penyakit kolera,
muntah-muntah, cacar, campak, dan juga penyakit kulit lainya.
Selain itu, air kelapa memiliki potensi untuk
dikembangkan menjadi minuman isotonik karena di dalam airnya memiliki kandungan
mineral dan gula yang sempurna sehingga memiliki keseimbangan elektrolit. Dengan banyak kandungan zat gizi
baik di dalam daging, minyak maupun air kelapa, buah ini berpotensi untuk
dikembangkan menjadi produk untuk kesehatan tubuh.
D. Fermipan
Ragi itu sendiri sebenarnya adalah
mikroorganisme, yang bisa aktif kembali setelah mendapatkan suhu dan asupan
makanan yang cukup, yaitu gula dan air, khususnya gula, mikroorganisme pada
pada ragi akan merubah gula menjadi karbondiaksoda, yang kemudian tertahan
adonan dan menyebabkan adonan mengembang. Jadi fungsi utama ragi adalah
mengembangkan adonan. Pengembangan adonan terjadi karena ragi menghasilkan gas
karbondioksida (CO2) selama fermentasi. Gas ini kemudian terperangkap dalam
jaringan gluten yang menyebabkan roti bisa mengembang. Komponen lain yang
terbentuk selama proses fermentasi adalah asam yang
berkontribusi terhadap rasa dan aroma roti.
E. Proses Pembuatan Minyak Goreng Secara
Fermentasi
1.
Pembuatan
Krim Santan
·
Kelapa
yang telah diparut disiram dengan air hangat (suhu 50-600C) sebanyak satu
liter, kemudian diperas hingga diperoleh santan. Untuk memperoeleh hasil yang maksimal, ampas yang diperoleh
dapat disiram lagi dengan air hangat sebanyak 0,5 liter, kemudian diperas
kembali.
·
Santan
yang diperoleh dimasukkan ke dalam botol yang telah dihubungkan dengan slang
plastik pada bagian dasarnya.
·
Tutuplah
botol yang telah bersisi santan dengan kertas agar tidak banyak terkontaminasi, kemudian simpan selama 6-12
jam agar terjadi pemisahan antara air
dengan krim santannya.
·
Setelah
air dan krim santan tampak terpisah, buanglah airnya melalui selang pada bagian dasar botol, sehingga
tertinggal di dalam botol hanya krim santannya saja.
2.
Fermentasi
dan Inkubasi
·
Timbanglah
krim santan yang diperoleh , kemudian tambahkan
ragi roti sebanyak o,5% dari berat krim santan tersebut dan
aduk-aduklah hingga merata.
·
Tutup
dan simpan lah krim santan yang telah dibeli ragi di dalam ruang inkubasi dengan suhu 300C selama 24 jam.
Selama inkubasi ini proses fermentasi
oleh ragi akan berlangsung.
·
Setelah
masa inkubasi mencapai 24 jam, minyak yang terbentuk akan tampak berada di permukaan. Pisahkan minyak
tersebut dari bahan-bahan lain yang mengendap di bawahnya, kemudian panaskan
selama 5-10
menit.
F. Keuntungan
Metode Fermentasi daripada Proses Tradisional
Kelapa merupakan salah satu dari sekian banyak biji tanaman yang
dapat digunakan dalam pembuatan minyak.
Minyak yang terbuat dari kelapa banyak
digunakan masyarakat sebagai minyak goreng. Pembuatan minyak
kelapa secara tradisional dilakukan
dengan pemanasan pada suhu tinggi. Pembuatan minyak kelapa secara tradisional ini banyak
menimbulkan kerugian. Sebagai contoh, pemanasan yang tinggi dapat mengubah
struktur minyak serta menghasilkan warna
minyak kurang baik. Dewasa ini telah ditemukan suatu metode pembuatan
minyak kelapa yang dapat mengurangi
kerugian-kerugian tersebut di atas. Metode ini didasarkan pada penemuan
bioteknologi sederhana, yaitu penggunaan
Saccharomyces sp untuk memisahkan minyak dari karbohidrat dan protein
yang terdapat dalam sel-sel endosperm biji kelapa. Metode
ini lebih dikenal dengan Pembuatan
Minyak Kelapa dengan Menggunakan Ragi atau Pembuatan Minyak Kelapa secara Fermentasi. Pada pembuatan minyak secara fermentasi ini
sebenarnya yang diperlukan adalah
enzim-enzim yang dihasilkan oleh jamur Saccharomyces sp Enzim yang diproduksi oleh jamur Saccharomyces sp ini
dilepaskan ke lingkungan sekitar jamur untuk
menghancurkan subtrat tempat tumbuhnya menjadi senyawa-senyawa organik dapat larut. Subtrat yang dihancurkan ini pada
umumnya beruapa senyawa karbohidrat.
Di dalam endosperm biji kelapa. Minyak umumnya terdapat berikatan dengan karbohidrat dan protein. Dengan
dihancurkannya karbohidrat oleh enzim yang
dihasilkan Saccharomyces sp , maka minyak maupun protein masing-masing akan terlepas. Minyak akan berada di permukaan
karena memiliki BJ yang lebih ringan,
sedangkan proteinnya akan mengendap. Protein yang mengendap inilah yang selanjutnya oleh orang sunda disebut
sebagai galendo.
Pembuatan minyak kelapa secara fermentasi memiliki banyak
keuntungan dibandingkan dengan acra
tradisional. Pada cara tradisional, rendemen minyak yang diperoleh sekitar 156-17%, sedangkan dengan
cara fermentasi rendemen yang diperoleh
sekitar 22-24%. Selain itu, pembuatan minyak kelapa secara fermentasi
prosedurnya lebih mudah, dapat mengehmat bahan bakar, dan menghasilkan minyak
yang berwarna jernih dengan kualitas memenuhi standar minyak Indonesia. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa
keberhasilan pembuatan minyak dengan metode
ini sangat dipengaruhi oleh jenis subtrat, jenis ragi dan faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan Saccharomyces sp .
Teori
mengatakan bahwa ekstraksi minyak pada proses fermentasi, enzim-enzim
meliputi/terdapat pemecah emulsi santan. Kegiatan enzim dipengaruhi oleh
konsentrat substrat, konsentrat enzim, pH, temperatur dan durasi dari reaksi
enzim. Sehingga semua proses dalam pengolahan minyak kelapa harus diperhatikan
untuk menghindari kesalahan.
Pertama,
tujuan penambahan air kedalam parutan kelapa adalah agar protein dalam kelapa
dapat ditemukan dengan cepat, sehingga pada saat proses pemerasan kelapa untuk mendapatkan
santan, hasilnya akan baik sekali. Kemudian, tujuan dari pemisahan skim dan
santan kelapa adalah untuk memfasilitasi proses fermentasi, pada saat skim
tidak terpisah, proses fermentasi akan berlangsung lebih lama karena bahan
dalam fermentasi tersebut terlalu banyak/berlebihan.
Kedua,
tujuan penambahan santan adalah untuk menambah ragi pada santan, karena air
kelapa mengandung gula, dan menyatu pada saat proses fermentasi, sehingga pada
akhir proses kita akan mendapatkan residu minyak yang rasanya pahit. Selama
proses anaerobic fermentasi terjadi, tanpa mendapatkan udara/oksigen dari luar,
tetapi pada saat fermentasi berlangsung letakkan selang pada gallon dan
masukkan pada aliran air sehingga dapat terlihat gelembung udara
yang besar keluar pada saat proses berlangsung, dan itu bukan ledakan.
Selanjutnya,
keuntungan dari proses fermentasi ini adalah produknya bisa tahan lama, mudah
berbau tengik, dan hampir tidak mengandung kolesterol. Minyak kelapa dari
metode fermentasi ini mengadung lebih 95% triglycerides (triglyceride) dan
beberapa jenis asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Dalam ilmu biologi,
minyak kelapa dari proses fermentasi lebih aman dan menguntungkan daripada
minyak kelapa yang dihasilkan dari kopra, karena dapat mencegah masuknya infeksi
oleh binatang kecil/insek dan afla toxin yang menghasilkan racun yang
berbahaya.
Sebagai tambahan, keuntungan lainnya adalah dalam hal penghematan
bahan bakar, karena proses pemanasan hanya memerlukan waktu 15 menit, sedangkan
waktu pemanasan untuk minyak kelapa tradisional memerlukan kurang lebih 5 jam.
Dari hasil yang dicapai, tidak dapat dibandingkan dengan minyak kelapa yang
memakai cara tradisional, karena tidaklah praktis apabila hasilnya hanya 1.7 L
BAB III
METODELOGI
A. Tempat Penelitian
Kami melakukan penelitian di kediaman
Ricka Widya dan Rista Novel Yulyanti
B. Waktu
Kami melakukan penelitian pada tanggal 09 Maret 2013
C. Tenaga Penelitian
·
Lisna Holipah
·
Nuranissa Anggraeni
·
Ricka Widya
·
Rista Novel Yulyanti
·
Ulfa Nurajizah
·
Wulan Destiani
D. Metode Penelitian
Kami melakukan penelitian dengan
menggunakan Metode Observasi dan Metode Study Pustaka
E. Alat dan Bahan
1.
Alat
·
botol
plastik yang dilubangi dan dihubungkan dengan slang plastik sepanjang 10 cm.
·
Baskom
·
Saringan
·
Timbangan
·
Termometer
2.
Bahan
·
Kelapa
yang telah diparut sebanyak 3 buah/ 1 kg.
·
Air
hangat dengan suhu 50-600C
·
Ragi
roti (permifan)
F. Langkah Kerja
1.
Pembuatan
Krim Santan
·
Kelapa
yang telah diparut disiram dengan air hangat (suhu 50-600C) sebanyak satu
liter, kemudian diperas hingga diperoleh santan. Untuk memperoeleh hasil yang maksimal, ampas yang diperoleh
dapat disiram lagi dengan air hangat sebanyak 0,5 liter, kemudian diperas
kembali.
·
Santan
yang diperoleh dimasukkan ke dalam botol yang telah dihubungkan dengan slang
plastik pada bagian dasarnya.
·
Tutuplah
botol yang telah bersisi santan dengan kertas agar tidak banyak terkontaminasi, kemudian simpan selama 6-12
jam agar terjadi pemisahan antara air
dengan krim santannya.
·
Setelah
air dan krim santan tampak terpisah, buanglah airnya melalui selang pada bagian dasar botol, sehingga
tertinggal di dalam botol hanya krim santannya saja.
2.
Fermentasi
dan Inkubasi
·
Timbanglah
krim santan yang diperoleh , kemudian tambahkan ragi roti sebanyak o,5% dari berat krim santan
tersebut dan aduk-aduklah hingga merata.
·
Tutup
dan simpan lah krim santan yang telah dibeli ragi di dalam ruang inkubasi dengan suhu 300C selama 24 jam.
Selama inkubasi ini proses fermentasi
oleh ragi akan berlangsung.
·
Setelah
masa inkubasi mencapai 24 jam, minyak yang terbentuk akan tampak berada di permukaan. Pisahkan minyak
tersebut dari bahan-bahan lain yang mengendap di bawahnya, kemudian panaskan
selama 5-10 menit.
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA
A. Data Pengamatan
1.
|
Klasifikasi
kelapa
|
§ Kingdom : Plantae
(Tumbuhan)
§ Subkingdom :
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
§ Super Divisi :
Spermatophyta (Menghasilkan biji)
§ Divisi : Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga)
§ Kelas : Liliopsida
(berkeping satu / monokotil)
§ Sub Kelas : Arecidae
§ Ordo : Arecales
§ Famili : Arecaceae
(suku pinang-pinangan)
§ Genus : Cocos
§ Spesies : Cocos
nucifera L
|
2.
|
Klasifikasi
saccharomyces cerevisae
|
§ Kingdom :
fungi
§ Filum :
ascomycota
§ Kelas :
accharomycetes
§ Ordo :
accharomycetales
§ Genus :
accharomyces
§ Species :
accharomyces cerevisae
|
3.
|
Kandungan
buah Kelapa
|
a. daging kelapa
§ 90% asam lemak jenuh
§ 105% asam lemak tak jenuh
b. air kelapa
§ 91% mineral
§ 0,3% protein
§ 0,15% lemak
§ 7,3% karbohidrat
§ 1,06% abu
§ 2,7 mg/100 ml vitamin C
|
4.
|
Proses
pengolahan minyak goreng secara fermentasi
|
1. Pembuatan Krim Santan
·
Kelapa
yang telah diparut disiram dengan air hangat (suhu 50-600C) sebanyak satu
liter, kemudian diperas hingga diperoleh santan. Untuk memperoeleh hasil yang maksimal, ampas yang diperoleh
dapat disiram lagi dengan air hangat sebanyak 0,5 liter, kemudian diperas
kembali.
·
Santan
yang diperoleh dimasukkan ke dalam botol yang telah dihubungkan dengan slang
plastik pada bagian dasarnya.
·
Tutuplah
botol yang telah bersisi santan dengan kertas agar tidak banyak terkontaminasi, kemudian simpan selama 6-12
jam agar terjadi pemisahan antara air
dengan krim santannya.
·
Setelah
air dan krim santan tampak terpisah, buanglah airnya melalui selang pada bagian dasar botol, sehingga
tertinggal di dalam botol hanya krim santannya saja.
2. Fermentasi
dan Inkubasi
·
Timbanglah
krim santan yang diperoleh , kemudian tambahkan ragi roti sebanyak o,5% dari berat krim
santan tersebut dan aduk-aduklah
hingga merata.
·
Tutup
dan simpan lah krim santan yang telah dibeli ragi di dalam ruang inkubasi dengan suhu 300C selama 24 jam.
Selama inkubasi ini proses fermentasi
oleh ragi akan berlangsung.
·
Setelah
masa inkubasi mencapai 24 jam, minyak yang terbentuk akan tampak berada di permukaan. Pisahkan minyak
tersebut dari bahan-bahan lain yang mengendap di bawahnya, kemudian panaskan
selama 5-10
menit.
|
5.
|
Keuntungan
proses fermentasi dibanding tradisional
|
Pembuatan minyak kelapa
secara tradisional ini banyak menimbulkan kerugian. Sebagai contoh, pemanasan
yang tinggi dapat mengubah struktur minyak serta menghasilkan warna minyak kurang baik. Sebagai
tambahan, keuntungan lainnya adalah dalam hal penghematan bahan bakar, karena
proses pemanasan hanya memerlukan waktu 15 menit, sedangkan waktu pemanasan
untuk minyak kelapa tradisional memerlukan kurang lebih 5 jam. Dari hasil
yang dicapai, tidak dapat dibandingkan dengan minyak kelapa yang memakai cara
tradisional, karena tidaklah praktis apabila hasilnya hanya 1.7 L
|
B.Aanalisis Data
Kami menganalisis kelapa Kingdom : Plantae (Tumbuhan) , Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh) , Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) , Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga) , Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) ,Sub Kelas : Arecidae , Ordo : Arecales , Famili : Arecaceae (suku
pinang-pinangan) , Genus : Cocos , Spesies : Cocos nucifera L , klasifikasi saccharomyces cerevisae Kingdom : fungi, Filum: ascomycota, Kelas: accharomycetes, Ordo: accharomycetales,Genus:
accharomyces,Species : accharomyces
cerevisae. Daging Buah Kelapa,Yang terkandung dalam daging buah
Kelapa ini sekitar 90% merupakan asam lemak jenuh dan 105 asam lemak tak jenuh, air
kelapa mengandung sekitar 91% mineral, 0,3% protein, 0,15% lemak, 7,3% karbohidrat
dan 1,06% abu. Air Kelapa juga mengandung vitamin C 2,7 mg/ 100 ml. Sedangkan
kandungan mineral air kelapa terdiri atas kalium, natrium, kalsium, magnesium,
tembaga, besi, dan lainnya. Oleh karena itu, banyak kandungan zat gizi tersebut
menjadikan air kelapa sangat kaya khasiat seperti untuk mengobati penyakit
usus, penyakit kolera, muntah-muntah, cacar, campak, dan juga penyakit kulit
lainya. Keuntungan proses fermentasi dibanding dengan
proses tradisional adalah kualitas minyak lebih baik, tidak mengandung
kolestrol, aman, dan penggunaan bahan bakar yang lebih sedikit.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kelapa
merupakan salah satu dari sekian banyak biji tanaman yang dapat digunakan dalam
pembuatan minyak. Minyak yang terbuat dari kelapa banyak digunakan masyarakat
sebagai minyak goreng. Pembuatanminyak kelapa secara tradisional dilakukan
dengan pemanasan pada suhu tinggi. Pembuatan minyak kelapa secara tradisional
ini banyak menimbulkan kerugian, dibandingkan dengan cara fermentasi Namun
demikian, perlu diperhatikan bahwa keberhasilan pembuatan minyak dengan metode
ini sangat dipengaruhi oleh jenis subtrat, jenis ragi dan faktor lingkungan
yang mempengaruhi kehidupan Saccharomyces sp.
B.
Saran
Masyarakat
agar lebih bisa memanfaatkan kelapa dengan baik tanpa resiko yang tinggi, dan
menjadiakn kelapa menjadi minyak goreng
tidak hanya untuk dikonsumsi tetapi dijual demi kesejahteraan masyarakat
karena pada kenyataannya masyarakat tidak pernah terlepas dari kebutuhan minyak
goreng.
LAMPIRAN
KAK, MAKALAH INI SUDAH PERNAH DIPERLOMBAKAN? KALAU SUDAH, PADA TINGKAT APA? APAKAH MENDAPATKAN JUARA?
ReplyDelete#MOHON DIBALAS KAK PENTING! :)
Belum .. Ini tugas waktu saya SMA memamng kenapa ?
ReplyDelete