MAKALAH
FILUM ARTHROPODA
(Kelas Arachnioda
dan Myriapoda)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Zoologi
Invertebrata
Dosen:Aa Juhanda, M.Pd
Oleh:
Indra Lesmana Sidik (1431011002)
Nurfauziah (1431011008)
Teguh Rachmatullah Effendi (143101104)
Pendidikan Biologi
(Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan)
Universitas Muhammadiyah Sukabumi
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI........................................................................................................................ 1
BAB
I
PENDAHULUAN
............................................................................................................... 2
BAB
II................................................................................................................................... 3
ARHTROPODA.................................................................................................................. 3
I.
Kelas
Arachnoidea......................................................................................................... 3
1.
Scorpoin (Kalajengking).................................................................................... 4
2.
Laba-laba
(Araneus diadematus)...................................................................... 6
3. Kuman( Sarcoptes scabiei )............................................................................... 9
II.
Kelas
Myriapoda.......................................................................................................... 10
a.
Sub
Kelas Chilopoda....................................................................................... 12
b.
Sub
Kelas Diplopoda....................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
Arthropoda
(arthros = sendi atau ruas dan podos = kaki) adalah hewan yang memiliki kaki
bersendi/beruas-ruas. Arthropoda merupakan filum terbesar dari kingdom
animalia. Jumlah spesiesnya lebih banyak dari filum-filum lainnya. Arthropoda
dapat ditemukan di berbagai habitat, antara lain di air, di darat, di dalam
tanah dan ada juga yang hidup sebagai parasit pada hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Arthropoda adalah
hewan triploblastik, selomata (tubuh dan kaki beruas-ruas) dan bilateral simetris.
Tubuhnya terdiri atas kepala, dada, dan abdomen yang keseluruhannya dibungkus
oleh zat kitin dan merupakan kerangka luar (eksoskeleton). Biasanya diantara
ruas-ruas terdapat bagian yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah
digerakkan. Pada waktu tertentu kulit dan tubuh arthropoda dapat mengalami
pergantian kulit (eksdisis.
Arthropoda memiliki sistim pencernaan yang
sempurna (memiliki anus). Mulut dilengkapi dengan rahang. Sistim peredaran
darahnya terbuka dan darahnya berwarna biru, karena mengandung disebabkan oleh
hemosianin (bukan hemoglobin). Sistem pernapasannya ada yang berupa trakea,
insang, paru-paru buku, atau melalui seluruh permukaan tubuhnya. Organ
ekskresinya berupa tubulus malphigi yang bermuara pada usus belakang. Reproduksi
dilakukan dengan perkawinan, tetapi ada juga beberapa hewan yang melakukan
parthenogenesis. Partenogenesis adalah proses perkembangan embrio dari telur
yang tidak dibuahi. Jenis kelaminnya terpisah (gonokori). Artinya ada hewan
jantan ada hewan betina. Sistem sarafnya adalah sistem saraf tangga tali.
Arthropoda memiliki empat kelas,
diantaranya yaitu :
1.
Kelas Myriapoda.
2.
Kelas Crustacea.
3.
Kelas Arachnida.
4.
Kelas Insecta.
Arthropoda dalam
dunia hewan merupakan filum yang terbesar di dunia. Empat dari lima bagian
spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern
yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Jumlah spesiesnya
yaitu sekitar 900.000 spesies dengan beragam variasi. Jumlah ini kira-kira 80%
dari spesies hewan yang diketahui sekarang. Arthropoda dapat hidup di air
tawar, laut, tanah, dan praktis semua permukaan bumi dipenuhi oleh spesies ini.
Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah
Peripetus di Afrika Selatan.
Arthropoda mungkin
satu-satunya yang dapat hidup di Antartika dan liang-liang batu terjal di
pegunungan yang tinggi. Semua anggota filum ini mempunyai tubuh beruas-ruas dan
kerangka luar yang tersusun dari kitin. Rongga tubuh utama disebut hemocoel.
Hemocoel terdiri dari sejumlah ruangan kecil yang dipompa oleh jantung. Jantung
terletak pada sisi dorsal dari tubuhnya.
BAB II
ARTHROPODA
Arthropoda adalah hewan
yang memiliki kaki dan tubuh yang beruas – ruas, tubuhnya juga terbadi menjadi
3 bagian yaitu kepala, dada dan perut.
Ciri-ciri arthropoda
1. Tubuh
dan kakinya terbagi 3 bagian.
2.
Memiliki rangka luar yang
terbuat dari zat kitin sehingga bagian tubuh arthropoda menjadi kaku dan sangat
kuat.
3.
Hidup di tempat air
tawar, laut dan darat.
4.
hidup secara bebas namun
ada juga yang menjadi parasit pada hewan, manusia maupun tumbuhan.
5.
Termasuk filum yang
terbesar anggotanya diantara spesies Avertebrata/invertebrate.
6.
Alat pernafasan ada yang
menggunakan insang, paru – paru, trakea.
7.
Terdapat beberapa jenis
yang mengalami parthenogenesis.
8.
Menggunakan alat ekskresi
nefridium yang berpasangan.
9. Menggunakan
sistem saraf tangga tali
·
Klasifikasi Arthropoda
Arthropoda dibagi menjadi 4 kelas
yaitu Crustacea, Myriapoda, Arachnoida, Insecta.
Pada makalah ini akan di bahas
mengenai kelas Arachnoida dan Myriapoda.
I.
KELAS
ARACHNOIDEA
Arachnoidea
diambil dari kata yunani, yaitu Arachne = laba – laba. Beberapa jenis yang
termasuk Arachnoidea ialah : kalajengking, laba – laba caplak, dan sebagainya.
Tubuhnya terdiri dari 2 bagian yaitu : Cephalothorax,
dan Perut, terdapat 6 pasang
embelan pada cephalothorax, antena tidak ada.
Pasangan
embelan yang pertama ialah : Kelisere ( Chelicerae ) yang berfungsi untuk
merobek dan melumpuhkan mangsanya. Kelenjar racun terdapat di dalam kelisera, tetapi ada beberapa spesies
yang kelenjar racunnya terletak pada cephalothorax.
Pernapasan selain mempunyai trakea juga
mempunyai paru-paru buku terletak di bagian ventral perut sebelah depan.
Saluran pencernaan makanan terdiri dari :
1. Mulut
yang merupakan lubang kecil
2. Faring
3. Esophagus
4. Lambung
isap
5. Lambung
yang sebenarnya, yang mempunyai 5 pasang calcum (saluran / kantung buntu) di
dalam cephalothorax. Perut tersebut terletak
di bagian cephalothorax.
6. Intestine
merupakan suatu saluran yang hampir lurus didalam perut yang membesar pada satu
bagian. Kedalam bagian-bagian usus yang membesar tersebut bermuara suatu
saluran dari “hati” yang membawa cairan pencernaan. Di bagian ujung belakang
usus terdapa suatu kantung yang di disebut stercoral pocket.
Sistem peredaran darah
terdiri dari : jantung, arteri vena dan sejumlah sinus. Jantung terletak pada
pericardium, ke bagian depan diteruskan oleh aorta yang bercabang-cabang
kedalam kedalam jaringan-jaringan di bagian cephalothorax, kebagian belakang
oleh arteri caudal, juga terdapat 3
passang arteri perut. Pernapasan dilakukan oleh trakea dan paru-paru buku.
Ekskresi, alat ekskresi
berupa saluran malphigi. System syaraf umumnya mengumpul, yang berasal dari
persatuan ganglion-ganglion.
Pada jenis laba-laba
dibagian ujung abdomen terdapat 3 pasang embelan yang disebut spinerets.
Bagian ini disebut organ pemintal. Organ tersebeut mempunyai pembuluh/saluran
yang sangat kecil tempat dari mana suatu cairan dari kelenjar sutra dibagian
perut melaluinya. Cairan tersebut akan mengeras di udara dan membentuk benang.
Benang itu digunakan untuk membuat sarang, memebentuk cocon dan sebagainya.
Beberapa jenis hewan dari kelas Arhnoidea
adalah :
1. Scorpoin
(Kalajengking)
Hewan
ini biasanya hidup dibawah batu-batu, pada lubang-lubang didalam tanah atau
juga di tempat-tempat yang tidak begitu bersih. Pada siang hari bersembunyi dan
aktif pada malam hari. Makanannya berupa inseck atau laba-laba. Hewan-hewan
besar dilumpuhkan oleh sengat yang terdapat di bagian ekornya.
Klasifikasi
:
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Arthropoda
Subphylum :
Chelicerata
Classis :
Arachnida
Subclassis : Dromopoda
Ordo :
Scorpiones
Family :
Scorpionidae
Genus :
Scorpion
Species :
Scorpion sp.
Nama Lokal : Kalajengking
·
MAKANAN
Kalajengking
termasuk karnivora, dia biasanya memakan serangga kecil, cacing tanah, atau
hewan kecil tanah lainnya Serangga-serangga kecil seperti jangkrik, kecoa atau
udang. Selain itu kalajengking juga bisa diberi pakan berupa cacing tanah dan
hewan-hewan kecil tanah lainnya. Kalajengking juga memiliki sifat kanibal
(memakan sesamanya).
·
PERILAKU
Kalajengking
tergolong serangga yang aktif di malam hari(nokturnal) dan siang hari
(diurnal). Ia juga merupakan hewan predator pemakan serangga, laba-laba,
kelabang, dan kalajengking lain yang lebih kecil. Kalajengking yang lebih besar
kadang-kadang makan vertebrata seperti kadal, ular dan tikus. Mangsa terdeteksi
oleh kalajengking melalui sensor vibrasi organ pektin. Pedipalpi mempunyai
susunan rambut sensor halus yang merasakan vibrasi dari udara. Ujung-ujung
tungkai mempunyai organ kecil yangdapat mendeteksi vibrasi di tanah. Kebanyakan
kalajengking adalah predator penyerang yang mendeteksi mangsa ketika ia datang
mendekat.
Permukaan
tungkai, pedipalpi, dan tubuh juga ditutupi dengan rambut seta yang sensitif
terhadap sentuhan langsung. Meskipun kalajengking dilengkapi dengan venom untuk
pertahanan dan mendapat mangsa, kalajengking sendiri jatuh menjadi mangsa bagi
mahluk kalin seperti kelabang, tarantula, kadal pemakan serangga, ular, unggas
(terutama burung hantu), dan mamalia (termasuk kelelawar, bajing dan tikus
pemakan serangga).
Seperti
halnya predator lainnya, kalajengking cenderung mencari makan di daerah
teritori yang jelas dan terpisah, dan kembali ke tempat yang sama pada setiap
malam. Kalajengking bisa masuk ke dalam komplek perumahan dan gedung ketika
daerah teritorialnya hancur oleh pembangunan, penebangan hutan atau banir dan
sebagainya.
·
Reproduksi
Kebanyakan
kalajengking bereproduksi secara seksual. Namun, beberapa spesies, seperti
hottentotta Hottentotta, caboverdensis Hottentotta, australasiae Liocheles,
columbianus Tityus, metuendus Tityus, serrulatus Tityus, stigmurus Tityus,
trivittatus Tityus, dan urugayensis Tityus, memperbanyak diri melalui
partenogenesis , sebuah proses di mana telur yang tidak dibuahi berkembang
menjadi embrio hidup.
Reproduksi
seksual dicapai dengan cara transfer spermatofora dari pejantan ke betina.
Kalajengking memiliki ritual seks semalam suntuk dalam pembuahan. Mulai dari
kimpoi dengan pejantan, sang betina menemukan dan mengidentifikasi satu sama
lain menggunakan campuran feromon dan getaran komunikasi.
Setelah perkimpoian selesai, pejantan dan
betinanya akan terpisah. Pejantan umumnya akan mundur cepat, kemungkinan besar
untuk menghindari kanibalisme oleh sang betina, meskipun kanibalisme seksual
ini jarang terjadi pada kalajengking
·
RACUN
Semua
spesies kalajengking memiliki bisa. Pada umumnya, bisa kalajengking termasuk
sebagai neurotoksin (racun saraf). Suatu pengecualian adalah Hemiscorpius
lepturus yang memiliki bisa sitotoksik (racun sel). Neurotoksin terdiri dari
protein kecil dan juga natrium dan kalium, yang berguna untuk mengganggu
transmisi saraf sang korban. Kalajengking menggunakan bisanya untuk membunuh
atau melumpuhkan mangsa mereka agar mudah dimakan.
Bisa
kalajengking lebih berfungsi terhadap artropoda lainnya dan kebanyakan
kalajengking tidak berbahaya bagi manusia; sengatan menghasilkan efek lokal
(seperti rasa sakit, pembengkakan). Namun beberapa spesies kalajengking,
terutama dalam keluarga Buthidae dapat berbahaya bagi manusia. Salah satu yang
paling berbahaya adalah Leiurus quinquestriatus, dan anggota dari genera
Parabuthus, Tityus, Centruroides, dan terutama Androctonus. Kalajengking yang
paling banyak menyebabkan kematian manusia adalah Androctonus australis.
·
MANFAAT
Racun
kalajengking ternyata dapat di pakai sebagai pembersih tumor. Para peneliti
menggunakan bahan sintetisnya sebagai pembawa yodium yang bersifat radioaktif
se-sel tumor otak yang masih tertinggal setelah pembedahan. Sejauh ini teknik
ini telah di uji pada 18 pasien , dan percobaan medis masih terus di lakukan,
hasilnya sementara menunjukan bahwa proses pengobatan ini dapat di terima tubuh
dan efektif.
Peneliti
inggris mengungkapkan bahwa racun kalajengking bisa menjadi kunci untuk
mencegah kegagalan bypas jantung. Jika seseorang mengalami ganggguan pada
jantung, maka perawatan yang di perlukan adalah melakukan operasi bypas.
OPerasi ini di lakukan untuk meningkatkan aliran darah ke jantung pada orang
yang di ketahui memiliki penyakit jantung koroner berat beresiko terkena
serangan jantung.
"...Dan kadang kamu benci sesuatu, padahal dia
baik bagimu..." (Q.S. Al-Baqarah [2]: 216).
2. Laba-laba (Araneus diadematus)
Kira-kira
30.000 spesies dari laba-laba terdapat di alam ini. Pada bagian ujung abdomen
terdapat spinneret yang digunakan untuk
membuat jaring-jaring/sarangnya, kalisere kecil, saluran racung pada bagian taring.
Beberapa jenis laba-laba yang kita temukan misalnya : laba-laba rumah,
laba-laba harimau, laba-laba kecapi, dan sebagainya.
Kingdom :
Animalia
Filum :
Arthropoda
Kelas :
Arachnida
Ordo :
Araneae
Famili :
Araneidae
Genus :
Araneus
Spesies :
Araneus diadematus
·
DAUR HIDUP
Setelah
fertilisasi (pembuahan), labah-labah betina menghasilkan kantung
telur,
yang ukuran dan bentuknya berbeda-beda tergantung spesies. Kantung telur
umumnya
terdiri atas kumpulan benang sutera yang membungkus telur. Beberapa
spesies
meninggalkan kantung ini di dekat habitatnya atau di dalam galian. Telur
menetas
di dalam kantung, dan labah labah muda berganti kulit sekali sebulum
muncul.
Labah-labah
muda ini disebut spiderling atau nimfa, dan sudah mencari
makanan sendiri.
Nimfa ini adalah
bentuk miniatur labah-labah
dewasa, yang
mempunyai
spineret dan kelenjar racun yang sudah berfungsi. Nimfa mengalami
molting
2-12 kali sebagai juvenil, tergantung jenis laba-labah, sebelum mencapai
dewasa kelamin.
Labah-labah ini
bisa memencar dengan
mengembangkan benang-benang suteranya dan terbawa angin.
·
STRUKTUR JARING LABA-LABA
Jaring laba-laba terbuat dari benang-benang
kerangka penahan-beban dan
benang spiral
penangkap berlapiskan zat perekat, serta
benang pengikat yang
menyatukan
benang kerangka penahan beban, benang-benang spiral penangkap,
dan
benang pengikat.
Jaring
sutera laba-laba adalah material yang sangat kuat, 20 kali lebih kuat
daripada baja
dan dua kali
lebih lentur dari pada
serat poliamide. Dapat
diregangkan
hingga 31% tanpa patah, lebih lentur daripada serat aramid, lebih
halus daripada
rambut manusia dan
lebih ringan daripada
katun (Khairulhadi,
2010).
Ada tiga komponen yang membentuk sarang
laba-laba, yaitu benang jenis
kuat
dan tegang yang mengarah ke luar (radial threads) yang berpotongan pada
titik
pusat sebagai porosnya (hub), benang yang menjadi kerangka bagian luar
sarang
(frame threads), dan benang jenis kendur dan lengket berbentuk spiral yang
mampu
menjebak mangsa (capture radial).
·
JENIS-JENIS LABA-LABA
BERACUN
a.
The Tarantullas
laba-laba
ini memiliki racun necrotic yang sangat berbahaya, bahkan di Asia beberapa
kematian manusia disebabkan oleh gigitan Tarantula ini
b.
Brazilian Wandering Spider (Phoneutria nigriventer)
Pada
tahun 2007, laba-laba ini masuk ke dalam Guinness World Records sebagai
laba-laba beracunpaling mematikan di dunia. Banyak ditemukan di Amerika Selatan
dan Tengah.
Laba-laba
ini menghasilkan racun neurotoxic dalam dosis tinggi, satu gigitan cukup untuk
membunuh seorang manusia dewasa. Laba-laba ini lebih berbahaya dibanding dengan
rivalnya Australian funnel-Web Spider
& Black Widows.
c.
Australian Funnel-Web Spider (Hadronyche modesta)
Banyak
ditemukan di bagian tenggara Australia, merupakan laba-laba penghasil racun
neurotoxic.
Dimana
racun ini dapat mengakibatkan kematian apabila tidak segera mendapatkan
pertolongan pertama. Racun laba-laba ini bernama atraxotoxin.
d.
Mouse Spider (Missulena bradleyi)
Racun
yang dihasilkan laba-laba ini sangat berbahaya bila tergigit olehnya. Beberapa
kasus mengakibatkan kematian.
Racun
nectoric yang dihasilkan oleh laba-laba ini hampir menyerupai racun
atraxotoxin. Banyak ditemukan di Chili dan Australia.
e.
Black Widow Spider (Latrodectus hasselti)
Siapa
yang tidak kenal dengan laba-laba ini. Black Widow adalah laba-laba yang sangat
terkenal karena racunnya yang mematikan. Merupakan laba-laba penghasil racun
neurotoxic yang sangat berbahaya.
Tersebar
hingga ke seluruh penjuru dunia di lima benua. Uniknya racun dari Black widow
digunakan sebagai obat penawar dari racun hasil gigitan False Black Widows
Spider
f.
Brown Recluse spider (Loxosceles reclusa)
Laba-laba
ini tidak menggunakan jaring seperti layaknya laba-laba yang bergelantungan
dirumah-rumah, akan tetapi laba-laba ini menghasilkan racun necrotic yang
memiliki dampak berbahaya bagi manusia jika tergigit olehnya, laba-laba ini
tersebar di dunia, terutama di california. laba-laba ini memiliki ciri khas
gambar biola di kepalanya
3. Kuman
Hewan
ini ditemukan dimana-mana, didalam air, tanah, tumbuhan dan hewan termasuk
manusia. Hewan ini ukuran tubuhnya kadanag-kadang sangat kecil sehingga sukar
dilihat dengan mata telanjang. Banyak species yang merupakan parasite bagi
manusia misalnya kuman kudis ( Sarcoptes
scabiei ). Segmen tubuh tidak jelas, abdomen bergabung denga cephalothorax.
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Arachnida
Subclass : Acari
Order : Sarcoptiformes
Family : Sarcoptidae
Genus : Sarcoptes
Species : S. scabiei
·
Morfologi
S.
scabiei berwarna putih krem dan berbentuk oval yang cembung pada bagian dorsal
dan pipih pada bagian ventral . Tungau betina dewasa berukuran 300 - 500 x 230
- 340 μm sedangkan yang jantan berukuran 213 - 285 x 160 - 210 pm. Permukaan
tubuhnya bersisik dan dilengkapi dengan kutikula serta banyak dijumpai
garis-garis paralel yang berjalan transversal. Stadium larva mempunyai tiga
pasang kaki sedangkan dewasa dan nimpa mempunyai empat pasang kaki.
·
Ciri-Ciri Seseorang
Terkena Skabies
Adalah
kulit penderita penuh bintik-bintik kecil sampai besar, berwarna kemerahan yang
disebabkan garukan keras. Bintik-bintik itu akan menjadi bernanah jika
terinfeksi :
a. Pruritus nokturna
yaitu gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktifitas tungau ini lebih
tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
b. Penyakit ini menyerang
secara kelompok, mereka yang tinggal di asrama,
barak-barak tentara, pesantren maupun panti asuhan berpeluang lebih besar
terkena penyakit ini. Penyakit ini amat mudah menular melalui pemakaian handuk,
baju maupun seprai secara bersama-sama. Skabies mudah menyerang daerah yang
tingkat kebersihan diri dan lingkungan masyarakatnya rendah.
c. Adanya torowongan
(kunikulus) dibawah kulit yang berbentuk lurus atau berkelok-kelok. Jika
terjadi infeksi sekunder oleh bakteri maka akan timbul gambaran pustula (bisul
kecil), lokalisasi kulit ini berada pada daerah lipatan kulit yang tipis
seperti sela-sela jari tangan, daerah sekitar kemaluan, siku bagian luar, kulit
sekitar payudara bokong dan perut bagian bawah.
II.
Kelas Myriapoda
Myriapoda (dalam bahasa yunani,
myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan berkaki banyak. Myriapoda
adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan tubuh
beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh
dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut). Hewan ini
banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat terutama tempat yang
banyak mengandung sampah, misalnya kebun
dan di bawah batu-batuan. Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang
kita lihat di lingkungan sekitar kita.Myriapoda hidup di darat pada tempat
lembap, misalnya di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu.Bagian tubuh Myriapoda
sulit dibedakan antara toraks dan abdomen.Tubuhnya memanjang seperti cacing.
Pada kaput terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah),
dua pasang maksila (rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata
tunggal).Tubunya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada
tiap segmennya.Setiap segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel
yang menuju ke trakea.Ekskresinya dengan tubula malpighi.Myriapoda bersifat
dioseus dan melakukan repsroduksi seksual secara internal.
1) Ciri umum Myriapoda
a. Struktur dan
Fungsi Tubuh
Tubuh terdiri atas kepala (cephalo)
dan perut (abdomen) tanpa dada (toraks), dan beruas-ruas, terdiri
atas ± 10 hingga 200 segmen. Dibagian kepala terdapat satu pasang antena
sebagai alat peraba dan sepasang mata tunggal (ocellus). Penambahan
jumlah segmen terjadi pada tiap pergantian kulit.
Alat gerak pada kelompok hewan
Chilopoda adalah satu pasang kaki di tiap segmen perut kaki, sedangkan pada
Diplopoda terdapat dua pasang kaki pada tiap segmen perut, kecuali segmen
terakhirnya. Eksoskeleton terdiri dari kulit keras dari zat kitin yang
berfungsi melindungi alat-alat dalam, tempat melekatnya otot dan memberi bentuk
tubuh. Zat kitin tidak larut dalam air, alkohol, alkalis, asam maupun getah
pencernaan hewan lain. Kulit kitin yang tipis terletak pada perbatasan antara
dua segmen, yaitu di bawah kulit kitin yang tebal. Dengan adanya kulit kitin
yang tipis inilah maka hewan ini dapat bergerak leluasa. Kulit kitin ini
mengalami eksdisis.
b. Sistem Organ
Myriapoda
Sistem pencernaan
Saluran
pencernaannya lengkap dan mempunyai kelenjar ludah. Chilopoda bersifat karnivor
dengan gigi beracun pada segmen pertama, sedangkan Diplopoda bersifat herbivor,
pemakan sampah dan daun-daunan.
Sistem respirasi
Organ
pernapasan berupa satu pasang trakea berspirakel yang terletak di kanan kiri
setiap ruas, kecuali pada Diplopoda terdapat dua pasang di tiap ruasnya.
Sistem peredaran darah
Sistem
peredaran darahnya bersifat terbuka. Organ transportasi berupa jantung yang
panjang dan terletak memanjang di bagian punggung tubuh. Pada Chilopoda
terdapat sepasang ostium di tiap segmen, sedangkan pada Diplopoda terdapat dua
pasang ostium di tiap segmen. Darah tidak berwarna merah karena tidak
mengandung hemoglobin (Hb), melainkan hemosianin yang larut dalam plasma. Dari
jantung darah dipompa ke dalam arteri ke tiap segmen, dan kembali ke jantung
lewat hemosoel (rongga tubuh yang mengambil bagian dalam peredaran darah).
Sistem ekskresi
Organ
ekskresi berupa dua pasang pembuluh Malpighi yang bertugas mengeluarkan cairan
yang mengandung unsur Nitrogen (N).
Sistem syaraf
Sistem
syarafnya disebut syaraf tangga tali dengan alat penerima rangsang berupa satu
pasang mata tunggal dan satu pasang antena sebagai alat peraba.
Sistem reproduksi
Reproduksi
secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma (fertilisasi internal).
Myriapoda ada yang vivipar dan ada yang ovipar.
2) Klasifikasi Myriapoda
Dalam penggolongannya Myriapoda
merupakan gabungan dari dua subkelas, yakni:
a.
Sub Kelas Chilopoda
Kelompok
hewan ini dikenal sebagai kelabang.Tubuhnya memanjang dan agak pipih.Pada
kepalanya terdapat antena dan mulut dengan sepasang mandibula dan dua pasang
maksila.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat kaki dan sepasang spirakel.Pasangan
pertama kaki termodifikasi menjadi alt beracun.Alat penyengat digunakan unutk
menyengat musuh atau pengganggunya.Sengatannya menimbulkan bengkak dan rasa
sakit.Contoh hewan ini adalah kelabang (scutigera sp.). Contoh: kelabang : Lithobius
forticatus dan Scolopendra morsitans.
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Invertebrata
Phylum : Arthropoda
Classis : Chilopoda
Ordo : Centipedes
Familia : Scolopendridae
Genus : Scolopendra
Species : Scolopendra sp
Ciri-ciri:
Tubuh agak
gepeng, terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas (15 –173 ruas). Tiap
ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala dan
dua segmen terakhirnya. Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang
“taring bisa” (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada kepala
terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata
tunggal dan mulut. Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca,
cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora.
Alat
pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus. Alat
eksresi berupa dua buah saluran malphigi.
Respirasi
(pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka
hampir pada setiap ruas.
Habitat
(tempat hidup) di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk.
Kelas ini sering disebut Sentipede.
b.
Sub Kelas Diplopoda
Hewan pada
ordo ini dikenal dengan kaki seribu, meskipun jumlah kakinya bukan berjumlah
seribu.Ada yang menyebutkan nama lain seperti keluwing.Tubuhnya bulat
panjang.Mulutnya terdiri dari dua pasang maksila dan bibir bawah.Pada tiap
segmen tubuhnya terdapat dua pasang kaki dan dua pasang spirakel.Diplopoda
tidak memiliki cakar beracun karenanya hewan ini bersifat hebivora atau pemakan
sisa organisme.Gerakkan hewan ini lambat dengan kaki yang bergerak seperti
gelombang.Bila terganggu hewan ini akan menggulungkan tubuhnya dan pura-pura
mati.
1)
Struktur Tubuh
Kaki seribu memiliki tubuh yang terbagi atas dua
bagian, kepala di sebelah depan dan bagian tubuh yang panjang dibelakangnya.
Tubuhnya terdiri dari segmen-segmen tubuh berbentuk pipih.
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthopoda
Klas : Myriopoda
Ordo : Dilopoda
Family : Lulusdae
Genus : Lulus
Spesies : Julus sp.
Pada hampir setiap segmen tubuh dari
kaki seribu dewasa terdapat dua pasang kaki। Segmen
tubuh pertama setelah kepala disebut tengkuk (collum) dan tidak berkaki। Tiga segmen
berikutnya (segmen 2 hingga 4) mengandung sepasang kaki pada tiap segmennya
Kaki seribu yang belum dewasa sering kali mempunyai segmen terakhir yang tidak
berkaki. Kaki seribu yang belum dewasa sulit sekali ditentukan jenisnya. Oleh
karena itu pilihlah kaki seribu dewasa, spesimen yang segmen terakhirnya
lengkap dengan kaki atau specimen yang hanya mempunyai sedikit segmen tanpa
kaki untuk ditentukan identitasnya. Alat mulut kaki seribu hanya memiliki dua
pasang alat mulut, mandibula yang digunakan untuk mengunyah dan suatu keping di
sebelah belakang yang disebut gnathochilarium.
·
Organ Tomosvary: Ini adalah organ perasa yang terletak di kepala pada
kebanyakan kaki seribu.Organ ini umumnya berbentuk cincin yang agak menonjol,
tetapi dapat juga berbentuk ladam atau hanya sekedar berbentuk suatu lubang.
Posisinya terletak di bagian belakang dasar sungut. Tidak semua bangsa kaki
seribu memiliki organ ini.
·
Ozopor: Organ ini
pada kebanyakan bangsa kaki seribu terdapat pada sejumlah segmen tubuh, yaitu
lubang kelenjar yang menghasilkan bau tertentu. Bagian ini agak sulit untuk
dilihat. Pada kebanyakan hewan, ozopore terletak di sebelah samping tubuh dan
dimulai pada segmen ke enam. Pada sebagian kecil kelompok hewan ini, lubang
kelenjar terdapat di sepanjang bagian tengah dorsal.
·
Paranota: Bagian
dorsal setiap segmen cincin ditutupi dengan perisai yang kerat dan disebut
tergit.Pelebaran kearah samping tubuh dinamakan paranota. Kebanyakan kaki
seribu memiliki “bintik mata” pada daerah sisi kepala. Mata demikian dapat
terdiri dari sejumlah bintik mata yang bersatu membentuk daerah penglihatan.
Sejumlah kaki seribu, misalnya Polydesmida,
tidak pernah memiliki bintik mata. Kaki seribu yang hidup di dalam gua pada
beberapa bangsa telah kehilangan alat penglihatan mereka, meskipun kerabatnya
yang hidup di permukaan tanah mempunyai daerah penglihatan yang terbentuk
dengan baik.
Kaki seribu
dewasa umumnya mempunyai alat kelamin yang jelas. Alat kelamin tentu terdapat
pada kedua jenis kelamin, hanya lebih nyata pada hewan jantan. Kaki yang
berubah menjadi alat kelamin umumnya dapat ditemukan di dua bagian, di daerah
segmen cincin yang ke tujuh atau pada bagian ujung tubuhnya, meliputi pasangan
kaki yang terakhir.
Pasangan
kaki yang terakhir umumnya dinamakan telopod.
Pasangan kaki ke tujuh yang termodifikasi kadang-kadang tersembunyi pada suatu
kantung. Pada kelompok hewan demikian hewan jantan terlihat tidak punya
pasangan kaki pada segmen ke tujuh). Pasangan kaki ke tujuh yang mengalami
modifikasi dikenal dengan gonopod. Organ ini sangat penting untuk
mengidentifikasi jenis. Hewan betina mempunyai alat kelamin (kadang-kadang
disebut cifopod) dapat ditemukan di sebelah belakang pasangan kaki kedua.
a.
Sistem Peredaran Darah
Darah tidak
berwarna merah karena tidak mengandung hemoglobin (Hb), melainkan hemosianin
yang larut dalam plasma. Dari jantung darah dipompa ke dalam arteri ke tiap
segmen, dan kembali ke jantung lewat hemosoel (rongga tubuh yang mengambil
bagian dalam peredaran darah).
b.
Reproduksi
Pada kelas
diplopoda sudah dapat dibedakan jantan dan betina. Bukaan genital terletak pada
segmen ketiga, dan pada jantan disertai oleh satu atau dua penis, yang paket
setoran sperma ke gonopods. Pada wanita, membuka pori-pori genital ke kamar
kecil, atau vulva, yang ditutupi oleh tudung kecil seperti penutup, dan
digunakan untuk menyimpan sperma setelah sanggama. Dalam beberapa spesies
jantan memancarkan feromon untuk menarik si betina. Sebelum perkawinan, kaki
seribu jantan terlebih dahulu mengisi organ-organ seksual sekunder dari yang
utama, untuk melakukan hal ini dia harus menekukkan tubuhnya ke depan sehingga
spermatophore dari Gonopores pada segmen tubuh ke-3 dapat ditransfer ke
Gonopods (berarti 'seks-kaki') pada 7 segmen tubuh.
Kaki seribu
jantan dan betina melakukan pendekatan untuk kawin dengan cara, kaki seribu
jantan berjalan di belakang betina dan merangsang dengan irama pulsa dari
kakinya. Ketika betina mengangkat segmen depan jantan mengelilingi tubuhnya dan
ketika mereka menentang alat kelamin transfer sperma terjadi. Sperma dilewatkan
ke perempuan sebagai sebuah paket disebut spermatophore. Gonopods atau organ
seksual sekunder yang digunakan dalam transmisi spermatophore ini bervariasi
dalam bentuk dengan spesies yang berbeda, ini terkait erat dengan membantu
menghentikan bentuk spesies hybridizing.. Betina dapat dan akan kawin beberapa
kali dalam jenis Iulid tetapi jenis Polydesmoid betina cenderung untuk kawin
hanya sekali dalam semusim.
Betina
menghasilkan 10-300 telur dalm satu waktu, telur ditempat pada tempat yang
lembab atau sampah organik, walaupun terkadang di tempat yang kering, sarang
akan dilapisi dengan kotorannya.
c.
Pertahanan diri
Kaki seribu
tidak menggunakan sungut berbisa untuk melindungi diri dari musuh. Mekanisme
pertahanan utamanya adalah menggulungkan diri. Tetapi ada juga yang memancarkan
zat beracun berupa hydrogen sianida melalui pori-pori di sepanjang sisi tubuh.
Zat ini mampu membakar eksoskeleton dari serangga kecil pengganggu seperti
semut.
d.
Makanan
Hewan kelas
diplopoda bersifat herbifor, memakan dedaunan, maupun kayu-kayu yang membusuk.
Hanya yang berukuran saja menggigit manusia tetapi hanya sebagai mekanisme
pertahanan. Kebanyakan kaki seribu membusuk makan daun dan mati lain tanaman
materi, pelembab makanan dengan cairan dan kemudian menggoreskan dalam dengan
rahang.
2. Ciri-ciri Diplopoda:
Tubuh berbentuk silindris dan
beruas-ruas (25 – 100 segmen) terdiri atas kepala dan badan. Setiap segmen
(ruas) mempunyai dua pasang kaki, dan tidak mempunyai “taring bisa”
(maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau kedua kaki mengalami modifikasi
sebagai organ kopulasi.
·
Pada kepala terdapat sepasang antena
yang pendek, dua kelompok mata tunggal.
·
Hidup di tempat yang lembab dan
gelap dan banyak mengandung tumbuhan yang telah membusuk.
·
Respirasi dengan trakea yang tidak
bercabang.
·
Alat respirasi
dua buah saluran Malpighi
3) Habitat
Myriapoda yang paling melimpah di
hutan lembab, di mana mereka memenuhi peran penting dalam mengurai bahan
tanaman membusuk, meskipun beberapa tinggal di padang
rumput , semi-kering habitat atau bahkan gurun. Mayoritas adalah
detritivorous , dengan pengecualian dari kelabang , yang terutama aktif di
malam hari predator . Pauropodans dan symphylans kecil, kadang-kadang hewan
mikroskopis yang menyerupai lipan dangkal dan hidup di tanah . Kaki seribu
berbeda dengan kelompok lain dalam memiliki mereka segmen tubuh menyatu menjadi
pasangan-pasangan, memberikan kesan bahwa setiap segmen dikenakan dua pasang
kaki , sedangkan tiga lainnya kelompok memiliki satu pasang kaki pada setiap
segmen tubuh.
Meskipun umumnya tidak dianggap
berbahaya bagi manusia, myriapods banyak menghasilkan berbahaya sekresi (sering
mengandung benzoquinones ) yang dapat menyebabkan sementara terik dan perubahan
warna kulit.
4) Peranan Myriapoda
Myriapoda dapat dikatakan tidak memberi keuntungan bagi manusia, bahkan ada
beberapa yang dianggap mengganggu meski tidak membahayakan. Namun Myriapoda
ternyata mempunyai andil dalam memecah bahan-bahan organik atau serasah untuk
membentuk humus. Serasah ialah lapisan daun dan ranting-ranting di dasar hutan
atau kebun. Proses penghancuran serasah tidak langsung ditangani
mikroorganisme, karena mikroorganisme justru menguraikan kotoran hewan-hewan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/search?q=anatomi+arachnida&biw=1438&bih=685&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj8yNTR7enJAhWHkI4KHfwVCrcQ_AUIBigB&dpr=0.95#tbm=isch&q=anatomi+phoneutria. Di unduh hari minggu 20 Desember 2015
pukul 17:05
http://m-luqmanulhakim.blogspot.co.id/2014/12/laba-laba.html. Di unduh hari minggu 20 Desember 2015
jam 17:48
Brotowidjojo, Mukayat
Djarubito. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga
Jasin, Maskoeri. 1992.
Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya
Rusyana, Adun. 2011.
Zoologi Invertebrata. Bandung: ALFABETA
No comments:
Post a Comment