1. ASAL
USUL KEJADIAN MANUSIA
Banyak ahli ilmu pengetahuan
mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa makhluk hidup (manusia) berasal
dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana kemudian
mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia seperti sekarang ini. Hal ini
diperkuat dengan adanya penemuan-penemuan ilmiah berupa fosil seperti jenis
Pitheccanthropus dan Meghanthropus.Namun banyak ahli agama yang menentang
adanya proses evolusi manusia tersebut. Hal ini didasarkan pada berita-berita
dan informasi-informasi yang terdapat pada kitab suci masing-masing agama yang
mengatakan bahwa Adam adalah manusia pertama. Yang menjadi pertanyaan adalah
termasuk dalam golongan manakah Adam ? Apakah golongan fosil yang ditemukan
tadi atau golongan yang lain ? Lalu bagaimanakah keterkaitannya ?
Manusia diciptakan oleh Allah s.w.t dari tanah,dan nabi adam lah
manusia pertama yang diciptakan allah . Sebagaimana allah telah berfirman dalam Surat shad ayat 71-74
yang artinya
”
ingatlah ketika Tuhanmu berfiman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan
menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Ku sempurnakan kejadiannya
dan Ku tiupkan roh(ciptaan) KU.Hendaklah kamu bersyukur dengan bersujud
kepadanya”.
Dengan memperhatikan ayat
tersebut maka kita seharusnya tidak perlu berkecil hati menghadapi orang-orang
yang menyangkal kebenaran keterangan mengenai asal usul manusia. Hal ini
dikarenakan mereka tidak memiliki unsur utama yang dijelaskan dalam Al Qur’an
yaitu Iman kepada yang Ghaib. Ini sebenarnya tampak pula dalam
pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh mereka dalam menguraikan masalah
tersebut yaitu selalu diawali dengan kata kemungkinan, diperkirakan, dsb. Jadi
sebenarnya para ilmuwanpun ragu-ragu dengan apa yang mereka nyatakan.
Adapun tahapan
kejadian manusia sbb:
a)
Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Di dalam Al Qur’an
dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian
dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka
oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh
Allah di dalam firman-Nya.
"Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26)
Disamping itu Allah
juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu dalah
surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :
"Sesunguhnya
manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah". (HR.
Bukhari)
b)
Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala
sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan
berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak
menciptakan lawanjenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini
dijelaskan oleh Allah dalam salah sati firman-Nya :
"Maha
Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa
yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka
ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36)
Adapun
proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa’
ayat 1 yaitu :"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan
perempuan yang sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
Di dalam salah satu
Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan :
"Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan
dari tulang rusuk Adam" (HR. Bukhari-Muslim)
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua
ini, maka secara tidak langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan
melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang
telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan
itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya. c)
Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)
C.Kejadian
manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan hawa.
Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut
Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.Di dalam Al Qur’an
proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui
firman-Nya :
"Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal)
dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah
, Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).
Kemudian
dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :
"Telah
bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya
seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim
ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh
hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari)
dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan
ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya,
ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)
Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad
silam telah menjadi bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam
ilmu tentang organ-organ jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al
Qur’an dengan "saripati berasal dari tanah" sebagai substansi dasar
kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan yang semua
berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses metabolisme yang ada
di dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari
pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki)
dan ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga
mewujudkan bentuk manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas).
Para ahli dari barat baru menemukan masalah
pertumbuhan embrio secara bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada
tahun 1955, tetapi dalam Al Qur’an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal
ini sudah tercantum. Ini sangat mengagumkan bagi salah seorang embriolog
terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau mengatakan :
"Saya takjub pada keakuratan ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang diturunkan
pada abad ke-7 M itu". Selain iti beliau juga mengatakan, "Dari
ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak mengilhami para scientist (ilmuwan)
sekarang untuk mengetahui perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel
tunggal (zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh
sperma (sel kelamin jantan). Kesemuanya itu belum diketahui oleh Spalanzani
sampai dengan eksperimennya pada abad ke-18, demikian pula ide tentang
perkembangan yang dihasilkan dari perencanaan genetik dari kromosom zygote
belum ditemukan sampai akhir abad ke-19. Tetapi jauh ebelumnya Al Qur’an telah
menegaskan dari nutfah Dia (Allah) menciptakannya dan kemudian (hadits
menjelaskan bahwa Allah) menentukan sifat-sifat dan nasibnya."
Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian
ilmu genetika (janin) bahwa selama embriyo berada di dalam kandungan ada tiga
selubung yang menutupinya yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding uterus
(rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut, kegelapan
dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup/membungkus anak dalam
rahim). Hal ini ternyata sangat cocok dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam
Al Qur’an :
"...Dia
menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan
(kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang
menutup anak dalam rahim)..." (QS. Az Zumar (39) : 6).
Ø Manusia
menurut islam
Manusia
,diterangkan dlam al-qur`an sebagai berikut
1. AL-basyar : gambaran
manusia secara materi /fisik yaitu dapat dilihat seperti memakan
sesuatu,berjalan ,dan berusaaha untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya .manusia
dikatakan sebagai al-basyar adalah manusia dengan sifat-sifat kemateriannya.
2. An-Nas : manusia
sebagai makhluk social
3. Al-Insan : manusia
sebagai makhluk individu ,dalam pemakain al-qur`an al insan mengandung arti
makhluk mukallaf ( ciptaan yuhan yang diberi tanggung jawab ) pengemban amanah
allah dan khalifah allah diatas bumi. Menurut bintu syati manusia (al insan) adalah khalifah aallah swt
diatas bumi yaitu diberi tanggung jawab dan amanah karena kekhususannya adalah
dapat membedakan antara yang baik dan buruk ,mempunyai ilmu, akal, dan
kemampuan al bayyan (berbicara) sehingga manusia dalam arti basyar berubah
menjadi manusia yang berarti insan yang sanggup menerima al-qur`an sebagai
petunjuk.
Ø Potesi
manusia
Manusia diberiakan oleh allah swt
berupa potensi kehidupan. Potensi kehidupan dalam hal ini adalah naluri dan
kebutuhan hidup .adapun ciri naluri adalah
·
apabila tidak
terpenuhi, maka tidak akan menyebabkan kematian melainkan hanya kegelisahan
·
naluri muncul
karena ada rangsangan dari luar bukan dari dalam .
naluri manusia terbagi kedalm tiga macam
1.naluri
beragama
2.naluri mempertahankan keturunan dan kasih sayang
3.naluri mempertahankan diri
Mengenai naluri ,maka manusia (siapapun orangnya
dan berapapun umur orang itu)mempunyai tiga naluri yaitu:
o
naluri
beragama
setiap
manusia selalu mempunyai kecendrungan
untuk menyucikan, mengagungkan,serta menghormati sesuatu.
o
Naluri
mempertahankan keturunan dan kasih sayang
Naluri
ini perwujudannya berupa adanya jalinan kasih syang ,cinta, dan rasa yang
terjadi antara pria dan wanita .demikianlah pula terdapat adanya kecendrungann
manusia untuk melnjutkan yang dilanjutkan dalam pernikahan atau perkawinan .
o
Naluri
mempertahankan diri
Naluri
ini ditampakan ketika manusia berkecendrungan untuk melawan terhadap sesuatu
yang akan mengambil haknya dan kecendrungan untuk mempertahankan posisinya
.cirinya manusia memiliki rasa takut,ingin dipuji, ingin berkuasa dan
lain-lain.
Pengertian Islam
Berdasarkan ilmu bahasa (Etimologi) kata ”Islam”
berasal dari bahasa Arab, yaitu kata salima yang berarti selamat, sentosa dan
damai. Dari kata itu terbentuk kata aslama, yuslimu, islaman, yang berarti juga
menyerahkan diri, tunduk, paruh, dan taat. Arti yang sebenarnya dari Islam
adalah penerimaan dari suatu pandangan
atau suatu keadaan
yang mula-mula ditolak atau tidak diterima. Di dalam Al-Qur'an, Islam seringkali diartikan
kerelaan dari seseorang
untuk menjalankan perintah
Tuhan dan mengikutinya.Sedangkan "Muslim"
adalah kata keadaan daripada Islam. Ini berkenaan dengan orang yang bersedia
(rela) menjalankan perintah Tuhan dan mengikutinya, seorang yang mengikuti
pesan Muhammad dan percaya akan kebenarannya.
Dua kata-kata
itu, memperoleh arti yang
khusus setelah mengenal pesan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad. Pesan
yang disampaikan pada Muhammad dinamakan Islam, dan mengaku percaya pada pesan-pesannya
adalah juga Islam. Secara istilah (terminologi), Islam berarti suatu nama bagi
agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Allah kepada manusia melalui seorang
rasul. Ajaran-ajaran yang dibawa oleh Islam merupakan ajaran manusia mengenai
berbagai segi dari kehidupan manusia.
Islam merupakan ajaran yang lengkap, menyeluruh
dan sempurna yang mengatur tata cara kehidupan seorang muslim baik ketika
beribadah maupun ketika berinteraksi dengan lingkungannya. Islam juga merupakan
agama yang dibawa oleh Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Ya’kub, Nabi Musa, Nabi
Sulaiman, Nabi Isa as. Dan nabi-nabi lainnya.Dengan demikian Islam adalah agama
Allah yang diwahyukan kepada Rasul-rasul-Nya untuk diajarkan kepada manusia.
Dibawa secara berantai (estafet) dari satu generasi ke generasi selanjutnya
dari satu angkatan ke angkatan berikutnya.
Islam adalah rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi
manusia dan merupakan manifestasi dari sifat rahman dan rahim Allah swt.
Agama-agama selain Islam umumnya diberi nama yang dihubungkan dengan manusia
yang mendirikan atau yang menyampaikan agama itu atau dengan tempat lahir agama
bersangkutan seperti agama Budha (Budhism), agama Kristen (Christianity), atau
agama Yahudi (Judaism).
Nama agama yang disampaikan oleh Nabi Muhammad ini
tidak dihubungkan dengan nama orang yang menyampaikan wahyu itu kepada manusia
atau nama tempat agama itu mula-mula tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu penamaan Muhamedanism untuk
agama Islam dan Mohammedan untuk orang-orang Islam yang telah dilakukan
berabad- abad oleh orang Barat, terutama oleh para orientalis adalah salah.
Kesalahan ini disebabkan karena para penulis Barat
menyamakan agama Islam dengan agama-agama lain, misalnya dengan Chrisianity
yang diajarkan oleh Jesus Kristus atau Budhism yang diajarkan oleh Budha
Gautama dan lain-lain.
Agama
Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, baik dalam hal ‘aqidah,
syari’at, ibadah, muamalah dan lainnya. Allah Allah Azza wa Jalla menyuruh
manusia untuk menghadap dan masuk ke agama fitrah. Allah Allah Azza wa Jalla
berfirman. ““Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam);
(sesuai) fitrah Allah yang Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu.
Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui”.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Tidaklah seorang bayi dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka
kedua orang tuanyalah yang men-jadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. Tidak
mungkin, Allah Allah Azza wa Jalla yang telah menciptakan manusia, kemudian
Allah Allah Azza wa Jalla memberikan beban kepada hamba-hamba-Nya apa yang
mereka tidak sanggup lakukan. Islam (bahasa Arab, al-isl?m) “berserah diri
kepada Tuhan”) adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Agama ini
termasuk agama samawi (agama-agama yang dipercaya oleh para pengikutnya
diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim.
Dengan lebih dari satu seperempat milyar orang
pengikut di seluruh dunia [1][2], menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua
di dunia. Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim, adapun lebih
lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan.
Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan
firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini
dengan sungguh-sungguh bahwa Nabi Muhammad SAW. adalah nabi dan rasul terakhir
yang diutus ke dunia oleh Allah. Umat Muslim percaya bahwa All?h menurunkan
firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, seperti Nabi
Adam as., Nuh as., Ibrahim as., Musa as., Isa as., dan nabi lainnya (untuk
lebih lanjutnya, silakan baca artikel mengenai Para nabi dan rasul dalam Islam)
yang diakhiri oleh Nabi Muhammad SAW. sebagai nabi dan rasul utusan Allah
terakhir sepanjang masa (khataman-nabiyyin). Umat Islam juga meyakini Al-Qur’an
sebagai kitab suci dan pedoman hidup mereka yang disampaikan oleh Allah kepada
Nabi Muhammad SAW. melalui perantara Malaikat Jibril yang sempurna dan tidak
ada keraguan di dalamnya (QS Al-Baqarah:2). Allah juga telah berjanji akan
menjaga keotentikan Al-Quran hingga akhir zaman dalam suatu ayat.
Umat Islam juga percaya bahwa Islam adalah agama
yang dianut oleh seluruh nabi dan rasul utusan Allah sejak masa Nabi Adam as.,
dengan demikian tentu saja Nabi Ibrahim as. juga menganut Islam (QS
Al-Baqarah:130-132) 2:130. Pandangan ini meletakkan Islam bersama agama Yahudi
dan Kristen dalam rumpun agama yang mempercayai Nabi Ibrahim as. Di dalam
Al-Qur’an, penganut Yahudi dan Kristen sering disebut sebagai Ahli Kitab atau
Ahlul Kitab.
Apabila orang sudah memasuki agama islam maka
mereka wajib mematuhi Rukun Islam yaitu:
1. Mengucap dua kalimah syahadat dan meyakini
bahwa tidak ada yang berhak ditaati dan disembah dengan benar kecuali Allah
saja dan meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba dan rasul Allah.
2. Mendirikan shalat lima kali sehari.
3. Membayar zakat.
4. Berpuasa pada bulan Ramadhan.
5. Menunaikan ibadah haji bagi mereka yang mampu.
Serta orang islam harus mempercayai rukun iman
yang terdiri dari enam perkara yaitu:
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab Allah (Al Qur’an,
Injil, Taurat, Zabur, lembaran Ibrahim)
4. Iman kepada nabi dan rasul Allah
5. Iman kepada hari kiamat
6. Iman kepada qada dan qadar
Di dalam islam pendidikan terhadap sebuah ilmu
sangatlah di wajibkan seperti yang di terangkan dalam sebuah hadits yang
artinya :”Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri China”
Daftar
pustaka
Adji fajar sidik ( muqadiamh )
Aik 1
Lebaran .com
No comments:
Post a Comment