BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kehidupan yang ada di
bumi saat ini merupakan kelanjutan yang berkesinambungan dari makhluk hidup
pertama di bumi. Yang menjadi pertanyaan, dari mana asal usul makhluk hidup
yang ada di bumi ini? dan Dari mana asal usul manusia?
Di bumi juga hidup
beraneka ragam makhluk hidup. Kemudian bagaimana Hubungan kekerabatan manusia
dengan makhluk hidup lain? Semua pertanyaan tersebut sampai saat ini masih
merupakan misteri yang belum terungkap semuanya. Misteri kehidupan makhluk
hidup di bumi ini kita coba pelajari dalam evolusi.
Evolusi dalam kajian
biologi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi
organisme. Gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi
bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya
akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan
gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada
spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga
dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara
organisme.
Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan
terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi 3 proses utama yaitu:
variasi, reproduksi, dan seleksi. Evolusi didorong oleh 2 mekanisme utama,
yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses
yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan
reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi dan sebaliknya,
sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan
sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga
lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang
menguntungkan ini.
Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi
melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan
acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik merupakan sebuah
proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu
populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan
diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh
hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan
menyebabkan perubahan yang substansia pada organisme. Proses ini mencapai
puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru. Sebenarnya, kemiripan antara
organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua
spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses
divergen yang terjadi secara perlahan ini.
I.2. RUMUSAN MASALAH
Masalah yang
akan dibahas pada makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.Apa saja
teori-teori para ilmuwan tentang evolusi?
2.Apa
perbandingan antara teori evolusi Lamarck dengan teori evolusi Darwin?
3.Apa saja
bukti-bukti evolusi?
4.Bagaimana
pandangan baru mengenai evolusi?
I.3. TUJUAN
Adapun
tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1.Mengetahui
teori-teori para ilmuwan tentang evolusi.
2.Mengetahui
perbandingan antara teori evolusi Lamarck dengan teori evolusi Darwin.
3.Mengetahui
bukti-bukti evolusi.
4.Mengetahui
pandangan baru mengenai evolusi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Evolusi
Evolusi berasal dari
kata to evolve (bahasa inggris) yang berarti berkembang atau berubah secara
perlahan-lahan. Asal katanya adalah evolut (latin) yang berarti menggulir.
Biologi evolusi adalah disiplin cabang ilmu biologi yang membahas semua
perubahan-perubahan yang terjadi di permukaan bumi sejak awal mula sejarah
bumi, sampai menimbulkan kehidupan, dan keanekaragaman makhluk hidup dewasa
ini.Maka, evolusi adalah proses perubahan pada makhluk hidup secara lambat dari
generasi ke genersi berikutnya dalam kurun waktu yang sangat lama sehingga
berkembang menjadi berbagai spesies baru yang lebih lengkap struktur tubuhnya.
Perubahan yang terjadi akibat evolusi bisa bermacam-macam bentuknya. Sebagai
hasil dari proses perubahan-perubahan dalam evolusi tersebut bisa kita lihat
dalam keanekaragaman makhluk hidup yang ada sekarang ini.
Teori-teori evolusi
menurut beberapa teori dari para ilmuwan tentang evolusi adalah sebagai
berikut:
1.
Teori
Fisisme
Teori ini diyakini oleh
para pemikir pada masa-masa terdahulu. Teori ini meyakini adanya keanekaragaman
spesies makhluk yang bersifat independen, artinya manusia berasal dari manusia
dan seluruh binatang yang lain juga berasal dari spesies mereka masing-masing.
2.
Teori
Transformisme
Teori ini beranggapan
bahwa penciptaan spesies-spesies yang ada sekarang ini berasal dari makhluk dan
spesies-spesies yang berbeda. Para ilmuwan berkeyakinan bahwa teori evolusi
alam natural paling tidak sesuai dengan masa para filosof Yunani. Sebagai
contoh, Heraclitus meyakini bahwa segala sesuatu senantiasa mengalami proses
dan evolusi. Jika manusia memiliki bentuk seperti yang dapat kita lihat
sekarang ini sejak dari permulaannya, niscaya ia tidak akan dapat bertahan
hidup sampai sekarang.
3.
Teori
Katastropisme
Teori ini merupakan
paham tentang keanekaragaman makhluk hidup dihasilkan oleh nenek moyang yang
umum, dan muncul atau punahnya makhluk hidup disebabkan oleh bencana alam.
Teori ini dikenalkan oleh George Cuvier (1796-1832), seorang ahli Palentologi
(ilmu fosil). Alasan Cuvier adalah karena ia mengamati setiap sedimen bebatuan
kuno yang ia temukan mengandung beberapa jenis hewan dan tumbuhan yang berbeda.
Karena itu, ia berpikir bahwa sedimen mewakili tiap masa atau waktu evolusi.Ia
berkeyakinan bahwa makhluk hidup muncul selama masa yang beranekaragam dalam
tataran geologis.
4.
Teori
Kreasionisme
Teori ini
merupakan teori tentang penciptaan yang terjadi dalam sekali waktu kehidupan
sekaligus lengkap, kemudian selesai dan tak ada lagi evolusi atau perubahan. Paham ini dianut
berdasarkan keyakinan agama juga berdasarkan keterangan Aristoteles (hidup pada
masa 300 SM). Teori Kreasionisme dianggap tidak valid karena kenyatannya banyak
spesies yang hidupnya tidak sekaligus ada pada satu zaman. Misalnya, masa hidup
dinosaurus tidak bersamaan dengan masa hidup manusia
5.
Teori
Gradualisme
Teori ini dikemukakan
oleh ahli geologi Swedia bernama James Hutton (1795). Paham tersebut menyatakan
bahwa perubahan geologis berlangsung pelan-pelan tetapi pasti. Teori ini tidak
mampu dijelaskan dengan mekanisme yang meyakinkan.
6.
Teori
Uniformitarianisme
Teori ini dinyatakan
oleh Charles Lyell (1797-1875). Paham ini meyatakan bahwa proses-proses
geologis ternyata menuruti pola yang seragam sehingga kecepatan dan pengaruh
perubahan selalu seimbang dalam kurun waktu. Misalnya, terbentuknya gunung
selalu diimbangi dengan erosi gunung. Akan tetapi, Teori ini tidak dapat
menjelaskan kejadian terbentuknya spesies.
7.
Teori
Lamarck
Pada abad ke-18,
sejumlah naturalis (termasuk kakek Darwin, Erasmus Darwin) berpendapat bahwa makhluk hidup berevolusi seiring perubahan
lingkungan. Namun, hanya satu pendahulu Charles Darwin yang mengajukan
mekanisme bagaimana makhluk hidup berubah seiring waktu yaitu ahli biologi
Prancis yang bernama Jean-Baptiste de Lamarck (1744-1829). Lamarck menerbitkan hipotesisnya pada tahun 1809 ketika
Darwin dilahirkan. Dengan membandingkan spesies hidup dan bentuk fosil.
Lamarck menemukan sesuatu yang tampaknya merupakan sejumlah garis keturunan.
Masing-masing garis keturunan merupakan rangkaian kronologis dari fosil yang
lebih tua ke fosil yang lebih muda dan mengarah ke spesies yang masih ada saat
ini. Ia menjelaskan temuannya menggunakan dua prinsip.
Prinsip pertama,Proses perkembangan tersebut menurut Lamarck dipengaruhi oleh
kebiasaan. Kebiasaan tersebut akan menyebabkan perubahan struktur tubuh
(anatomi) dan diwariskan kepada keturunannya. Sebagai akibat pengaruh kebiasaan
tersebut, Lamarck menyimpulkan bahwa organ-organ yang digunakanakan berkembang
sedangkan organ yang tidak digunakan akan mengalami kemunduran (use and
disuse).Gagasan bahwa bagian tubuh yang sering digunakan menjadi
lebih besar dan kuat, sementara yang jarang digunakan menjadi lemah. Sebagai
contoh, ia menyebutkan jerapah yang meregangkan lehernya untuk mencapai
dedaunan dicabang yang tinggi. Prinsip kedua, pewarisan sifat dari karakteristik
yang diperoleh (inheritance of aquired characteristic), menyatakan bahwa suatu
organisme dapat meneruskan modifikasi-modifikasi karakteristik kepada
keturunannya. Lamarck menalar bahwa leher yang panjang dan berotot milik
jerapah yang masih hidup saat ini telah dievolusikan selama beberapa generasi
seiring rentangan leher jerapah yang semakin tinggi. Lamarck
juga mengira bahwa evolusi terjadi karena organisme memiliki dorongan bawaan
untuk menjadi lebih kompleks. Darwin menolak gagasan ini, namun ia juga menduga
bahwa variasi muncul dalam proses evolusi sebagian melalui pewarisan sifat yang
diperoleh. Akan tetapi, pemahaman kita sekarang mengenai genetika menggugurkan
mekanisme ini yaitu tidak ada bukti bahwa karakteristik yang diperoleh dapat
diwariskan memalui cara yang diajukan oleh Lamarck.
8.
Teori
Darwin
menalar bahwa dalam
jangka waktu yang amat panjang, penurunan dengan modifikasi pada akhirnya
menyebabkan tingginya keanekaragaman makhluk hidup yang kita lihat sekarang
ini. Darwin memandang sejarah kehidupan sebagai sebuah pohon, dengan banyak
cabang dari batang bersama menuju keujung-ujung ranting termudah. Ujung-ujung
ranting tersebut mencerminkan keanekaragaman organisme yang ada saat ini.
Setiap percabangan pada pohon mencerminkan nenek moyang dari semua garis
evolusi yang kemudian bercabang dari titik tersebut. Spesies yang berkerabat
dekat, misalnya gajah Asia dan gajah Afrika, sangat mirip sebab mereka berada
pada garis keturunan yang sama sebelum baru-baru ini memisah dari nenek moyang
bersama mereka. Dalam upayanya untuk mengklasifikasikan makhluk hidup, Linnaeus
menyadari bahwa sejumlah organisme memiliki kemiripan yang lebih banyak
daripada organisme lain, namun ia tidak mengaitkan kemiripan tersebut dengan
evolusi. Bagaimanapun juga karena ia telah menyadari bahwa keanekaragaman luar
biasa dari organisme dapat disusun ke dalam “kelompok dibawah kelompok”
(ungkapan Darwin), sistem Linnaeus sangat sesuai dengan hipotesis Darwin. Bagi
Darwin, hirarki Linnaeaus mencerminkan sejarah percabangan dari pohon kehidupan
dengan organisme pada tingkat yang berbeda berkerabat melalui penurunan dari
nenek moyang bersama.
9.
Teori
Pandangan Islam tentang Evolusi
Al-Jahiz dalah seorang
ilmuwan muslim abad ke 9, dalam Kitabnya yang berjudul Al-Hayawan (buku tentang
hewan). Dia menjelaskan tentang teori survival sebagai dasar dari mekanisme
evolusi dan seleksi alam. Al-Jahiz berpendapat bahwa suatu spesies akan
beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berbeda dan akhirnya melahirkan
spesies baru.suatu spesies yang mampu beradaptasi akan sukses melanjutkan
keturunanannya.sedankan Spesies yang tidak dapat beradaptasi akan mati dan
punah.
Ada
apa dengan kamu bahwa kamu tidak mengharap kebesaran dari Allah? Dan
sesungguhnya Ia telah menciptakan kamu dengan berbagai tingkatan. Apakah engkau
tak melihat bagaimana Allah menciptakan tujuh langit sama? Dan di sana Ia
membuat bulan sebagai cahaya, dan membuat matahari sebagai lampu. Dan Allah
telah menumbuhkan kamu dari bumi sebagai tumbuh-tumbuhan (Dari asal kata
Nabatun, berarti Tumbuh-tumbuhan) (Nuh Ayat 13-17)
Lihat
kalimat yang mengatakan “Iatelah menciptakan kamu dengan berbagai tingkatan” di
jelaskan dalam ayat ini bahwa ayat ini menerangkan evolusi manusia. Pada
umumnya para mufassir berpendapat, bahwa ayat ini mengisyaratkan berbagai
keadaan yang dialami oleh bayi selama dalam rahim ibu. Tetapi ayat ini berarti
sempurnanya keadaan jasmani manusia sekarang ini setelah mengalami berbagai
keadaan, ini dijelaskan oleh ayat 17 berikutnya yang menerangkan bahwa
pertumbuhan manusia pada tingkat permulaan itu seperti tumbuh-tumbuhan yang
keluar dari bumi. Hendaklah diingat bahwa di sini manusia digambarkan sebagai
tumbuh- tumbuhan yang keluar dari bumi, artinya melalui proses perkembangan
tahap demi tahap. Bahkan dalam proses kejadian, yang kita saksikan sehari-hari,
ini pun melalui proses tahap demi tahap. Segala macam tanaman tumbuh dari bumi.
Dari tanaman ini manusia mendapat makanan, dan dari makanan yang ia makan,
dihasilkan benih manusia, yang selanjutnya mengalami pula proses perkembangan
(tahap demi tahap). Tetapi kemungkinan besar bahwa pertumbuhan di sini, dan
tingkatan-tingkatan yang disebutkan dalam ayat 14 itu, mengisyaratkan proses
perkembangan besar yang dialami oleh semua manusia hingga ia mencapai tingkatan
jasmani yang sempurna seperti sekarang ini. Ingat juga diayat lain Allah
menerangkan semua kehidupan bermula dari air.. kita ingat dari air lah mulai
nya tumbuhan seperti lumut, dari lumut merubah bebatuan menjadi lapuk dan
berubah menjadi tanah nah disanalah awal manusia dari tumbuhan tersebut.
Sebelum
nabi adam turun ke bumi diceritakan bahwa yang menempati bumi ini adalah bangsa
jin yang dikelompokan menjadi abal jan dan banul jan.dari 2 kelompok tersebut
bertempur terus tidak pernah bersahabat, kemudian malaikat menanyakan kepada
Allah apa akan membuat orang untuk menjadikan kholifah dibumi yang selalu
yasfiquddima (pertumpahan darah), akhirnya Allah memerintah makhluk yang
bernama ‘azajil yang memimpin para malaikat jibril, mikail, izroil, dan malaikat yang lainnya,
untuk menaklukan abal jan dan banul jan dibumi ini, kemudian setelah ditaklukan
akhirnya Allah menciptakan nabi Adam. Diantara ‘azajil, malaikat dan adam
diberikan ilmu oleh Allah karena tujuannya untuk menjadikan kholifah
dibumi,kemudian Allah SWT menguji ketiganya.setelah diuji ternyata yang lulus
dari ujian tersebut adalah nabi Adam dan akhirnya semuanya diperintah Allah
untuk sujud penghormatan kepada Adam “fasajaduu illa Iblis”. Akhirnya semuanya
sujud kecuali ‘azajil (bangsa Iblis) mereka sombong dan membangkang “aba
wastakbaro”.
Berdasarkan
fosil-fosil yang ditemukan, memang ada makhluk lain sebelum manusia. Mereka
seperti manusia, tetapi mempunyai karakteristik yang lebih primitif. Otak
mereka lebih kecil. Oleh karena itu, kemampuan mereka berbicara sangat terbatas
karena tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan. Kelompok ini
dinamakan Neanderthal.
Kemudian
datanglah manusia Adam yang diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens. Menurut
Wikipedia, Homosapiens mulai ada sekitar 200 ribu tahun lalu. Sedangkan
Neonderthal ada sehingga 130 ribu tahun dulu, kemudian ia lenyap. Ada juga
teori yang mengatakan Neonderthal lenyap sebelum Homosapiens muncul. Tapi yang
pasti, Homosapiens bukanlah evolusi dari Neanderthal. Neanderthal hanyalah
makhluk seakan manusia yang telah ada sebelum kita (manusia Homo sapiens) ada.
Mungkin tidak ada fakta
konkrit dalam membicarakan isu ini. Kebanyakan teori berdasarkan sumber fosil.
Namun yang paling penting mungkin sebagai bagi yang Muslim kita percaya ada
makhluk sebelum Adam yang saling membunuh. Ada yang mengatakan mereka adalah
dari kaum jin. Ada juga yang mengatakan bahwa ada 3 umat yang utama sebelum
Adam. Dua diantaranya dari kaum jin. Sedangkan kaum yang ketiga adalah dari
golongan yang berbeda dari Jin, karena mereka ini berdarah dan berdaging.
Golongan ketiga ini adalah mereka yang dimaksudkan sebagai “man yufsidu feehaa wa
yasfiku al-dimaa’: golongan yang membuat kerusakan dan menumpahkan darah”
seperti yang diulas oleh Malaikat di dalam ayat al-Quran 2: 30. Ini pendapat
yang dilontarkan oleh Al-Maqdisi.
2.2. Perbandingan Teori Evolusi Lamarck dengan teori evolusi Darwin
a. Teori Lamarck tentang evolusi
1.Organ tubuh yang sering digunakan
akan tumbuh sempurna, sedangkan organ tubuh yang jarang atau tidak digunakan
akan menyusut (Teori Use and Disuse).
2.Perubahan-perubahan pada makhluk
hidup disebabkan oleh perubahan lingkungan.Setiap perubahan yang dialami oleh
makhluk hidup akanditurunkan.
b.Teori Darwin tentang evolusi
1.Mahluk hidup yang ada sekarang
berasal dari mahluk hidup dimasa silam dengan mengalami perubahan secara
perlahan-lahan.
2. Proses perubahan dari mahluk
hidup dimasa silam (sederhana) menjadi mahluk hidup dimasa sekarang (lebih
sempurna) berlangsung secara bertahap dan dalam kurun waktu yang sangat lama.
3.Setiap mahluk hidup harus
berjuang untuk melangsungkan kehidupannya (teori seleksi alam). Seleksi Buatan,
Seleksi Alam dan Adaptasi.
Darwin mengajukan
sebuah mekanisme, seleksi alam, untuk menjelaskan pola-pola evolusi yang
teramati. Manusia telah memodifikasi spesies lain selama beberapa generasi
dengan cara menyeleksi dan membiakkan individu-individu yang memiliki
sifat-sifat yang diinginkan-proses yang disebut seleksi buatan (artificial
selection). Akibat dari seleksi buatan, tanaman pangan dan hewan yang dibiakkan
sebagai ternak atau hewan peliharaan sering kali amat berbeda dari nenek moyangnya
di alam bebas. Darwin menyadari hubungan penting antara seleksi alam dan
kemampuan organisme untuk ‘menghasilkan keturunan secara berlebih’. Darwin
menyadari bahwa kapasitas untuk menghasilkan keturunan secara berlebih (over
produksi) merupakan karakteristik semua spesies. Dari banyak telur yang
dihasilkan, anak yang dilahirkan, dan biji yang disebarkan, hanya sekian persen
yang menuntaskan perkembangan mereka dan menghasilkan keturunan sendiri.
Sisanya dimakan, mati kelaparan, mati sakit, tidak kawin, atau tidak mampu
bertoleransi terhadap kondisi fisik lingkungan seperti kadar garam atau suhu.
Sifat-sifat suatu organisme dapat memengaruhi tidak hanya kinerjanya, namun
juga sebaik apa keturunannya menghadapi tantangan lingkungan. Misalnya suatu organisme
mungkin memiliki satu sifat warisan yang memberi keuntungan bagi keturunannya
untuk meloloskan diri dari predator, memperoleh makanan, atau bertoleransi
terhadap kondisi fisik. Oleh karena itu, seiring waktu, seleksi alam yang
disebabkan oleh faktor-faktor seperti predator, kekurangan makanan, atau
kondisi fisik yang tak bersahabat dan meningkatkan presentase sifat-sifat yang
menguntungkan di dalam populasi. Darwin menalar bahwa jika seleksi buatan dapat
menyebabkan perubahan dramatis dalam periode waktu yang relatif singkat, maka
seleksi alam dapat mengakibatkan modifikasi penting dari spesies lebih dari
ratusan generasi. Seiring waktu, proses ini akan meningkatkan frekuensi
individu-individu dengan adaptasi yang menguntungkan sehingga meningkatkan kecocokan
antara organisme-organisme dan lingkungannya. Seleksi alam berlangsung melalui
interaksi antara orgaisme individual dan lingkungannya, namun individu tidak
berevolusi. Sebenarnya, populasilah yang berevolusi seiring waktu. Seleksi alam
dapat memperbanyak atau mengurangi sifat-sifat warisan saja-sifat yang
diwariskan dari organisme pada keturunannya. Walaupun suatu organisme mungkin
termodifikasi semasa hidupnya, dan karakteristik yang diperoleh dapat membantu
organisme tersebut di lingkungannya, hanya ada sedikit bukti bahwa sifat yang
diperoleh semacam itu diwariskan pada keturunan. Faktor lingkungan variasi
menurut tempat dan waktu. Sifat yang menguntungkan disuatu tempat atau waktu
mungkin tak berguna atau bahkan mematikan ditempat atau waktu lain. Seleksi
alam selalu bekerja, namun sifat mana yang menguntungkan bergantung pada
konteks alam. Mata rantai terlemah dalam teori Darwin mengenai seleksi alam
adalah pengabaiannya akan mekanisme pewarisan. Tanpa adanya cukup pemahaman
mengenai hukum-hukum genetika. Darwin tak dapat menjelaskan variasi-variasi
yang muncul sebagai perkecualian dari kecenderungan “yang mirip menghasilkan
yang mirip”, walaupun variasi-variasi tersebut yang penting sekali artinya bagi
teorinya.
Teori seleksi alam
bersandar pada tiga prinsip utama. Yang pertama, pada setiap generasi dihasikan
anak-anak yang luar biasa berlebih jumlahnya lebih banyak daripada yang dapat
didukung oleh sumber-sumber yang terbatas (makanan, air, tempat berteduh,
pasangan kawin) di lingkungan. Yang kedua, terdapat variasi yang dapat
diwariskan dalam populasi anak yang terlalu besar itu. Yang ketiga, terjadi
kompetisi demi kesintasan, yang menyebabkan varian-varian yang teradaptasi
dengan lebih baik terhadap lingkungan tertentu yang akan berhasil dan menghasilkan
keturunan yang mewarisi sifat-sifat adaptif tersebut. Seiring berlalunya waktu,
sifat-sifat yang memberikan keadaptifan, atau kelestarian (fitness) tersebut.
Menjadi terakumulasi dalam populasi, sedangkan sifat-sifat yang mengurangi
pelestarian cenderung semakin sedikit atau menghilang sama sekali.
Aspek terakhir inilah
keberhasilan reproduktif dari bentuk-bentuk yang lebih teradaptasi yang diberi
istilah seleksi alam (natural selection).
Seorang profesor
matematika dari Inggris, Godfrey Harold Hardy, dan seorang dokter dari
Jerman, Wilhelm Weinbwerg, secara terpisah mempublikasikan analisanya
mengenai keseimbangan gen dalam populasi yang dikenal sebagai Hukum
Hardy-Weinberg. Hukum Hardy-Weinber menyatakan bahwa frekuensi alel atau gen dalam
populasi dapat tetap stabil dan tetap berada dalam keseimbangan dari satu
geerasi ke generasi dengan syarat :
1. jumlah populasi
besar
2. perkawinan secara
acak atau random
3. tidak terjadi mutasi
maju atau balik
4. tidak ada seleksi
5. tidak ada migrasi
Frekuensi gen adalah
perbandingan antara suatu gen atau genotipe dengan gen atau genotipe yang lain
di dalam suatu populasi. Menurut hukum Hardy-Weinberg, perbandingan antara alel
A dan a di dalam suatu populasi misalnya, tidak akan berubah dari generasi ke
generasi. Andaikan frekuensi alel A di dalam populasi diumpamakan p, sedangkan
frekuensi alel a diumpamakan q, maka kemungkinan kombinasi spermatozoa dan sel
telur (ovum) pada perkawinan individu heterozigot Aa X Aa ialah sebagai berikut
: karena ( p+q)2=1 maka p+q=1, sehingga p=1- q
2.3
Faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan keseimbangan frekuensi gen atau
alel di dalam suatu populasi, yaitu :
1. Perkawinan tak acak
Akibat dari perkawinan
tak acak ini, alel yang membawa sifat yang lebih disukai akan menjadi lebih
sering dijumpai dalam populasi. Alel dengan sifat yang tidak disukai akan
menjadi berkurang dan mungkin akan hilang dari populasi.
2. Migrasi
Individu yang
meninggalkan populasi (emigrasi), akan membawa alel keluar. Sebaliknya individu
yang masuk ke dalam populasi (imigrasi), akan membawa alel yang berpotensi
menjadi alel baru. Pergerakan alel antar populasi ini disebut arus gen. Migrasi
menyebabkan bertambahnya variasi sifat dalam suatu populasi. Tidak adanya migrasi
dapat menyebabkan perbedaan frekuensi gen antar populasi. Spesies pada kedua
populasi yang terpisah saling terisolir. Melalui proses evolusi, maka akan
terjadi perubahan frekuensi gen pada kedua gen tersebut. Perubahan yang terjadi
dapat sama atau berbeda, tergantung pada keadaan lingkungan masing-masing. Jika
lingkungan berbeda, perubahan dapat mengarah pada terbentuknya dua spesies yang
berbeda. Contohspesies yang mengalami perubahan frekuensi gen adalah Xylocopa
nobilus (kumbang kayu). Xylocopa nobilus yang terdapat dipulau Sangihe memiliki
ciri-ciri yang berbeda dengan Xylocopa nobilus di daerah Manado. Apabila
kumbang kayu dari Sangihe bermigrsi ke Manado daan terjadi interhibridisasi,
maka akan timbul perubahan frekuensi gen pada generasi berikutnya.
3. Hanyutan genetik
Perubahan frekuensi
alel akibat adanya populasi kecil yang memisah dari populasi besar ini disebut
hanyutan genetik. Salah satu sebab dari hanyutan genetik adalah founder effect.
Founder, yang dalam bahasa Inggris berarti penemu atau pendiri mengacu pada
sekelompok individu yang menempati tempat baru dan membentuk koloni tersendiri.
Koloni baru ini dapat memiliki frekuensi alel yang bereda dengan populasi
induknya karena mereka menikah dengan sesama anggota koloninya. Frekuensi gen akibat
hanyutan genetik amat sulit diprediksi karena bersifat acak. Bottleneck effect
juga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya hanyutan genetik. Hal ini
terjadi jika banyak anggota populasi yang mati dan sisanya saling kawin hingga
jumlah populasinya kembali seperti semula.
Hanyutan genetik dapat
berakibat buruk jika terjadi penurunan variasi gen. Penurunan variasi gen
menyebabkan suatu populasi menjadi rentan terhadap kepunahan apabila terjadi
perubahan lingkungan atau gaya hidup.
4. Seleksi alam
Terjadinya perubahan
pada suatu lingkungan hidup akan mengakibatkan terjadinya dua hal, yaitu :
a. organisme yang dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru akan mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
b. organisme yang tidak dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru akan mati atau pindah ke
daerah lain yang tidak mengalami perubahan lingkungan.
Suatu organisme dapat
menyesuaikam diri dengan lingkungannya jika memiliki fenotipe yang sesuai untuk
melangsungkan proses kehidupannya dengan lancar dan aman.
5. Mutasi
Mutasi merupakan
perubahan materi genetik yang beersifat menurun. Mutasi dapat terjadi pada
semua orgenisme dan merupakan sumber dari adanya variasi hereditas. Contohnya
adalah mutasi gen. Mutasi gen adalah perubahan struktur kimiawi dari gen
yang terjadi tanpa atau karena pengaruh faktor luar (alami/buatan). Jika ada
satu atau beberapa gen yang bermutasi, maka akan mengakibatkan terjadinya
perubahan frekuensigen. Mutasi adalah bahan mentah evolusi karena seleksi alam
bekerja pada fenotipe, sedangkan fenotipe muncul dari gen. Agar sesuatu
populasi dapat bertahan terhadap seleksi alam, populasi itu harus memiliki
variasi genetik yang tinggi. Sebagian besar mutasi memang bersifat buruk. Akan
tetapi, sebagian besar dari kesalahan genetik ini bersifat resesif dan kemudian
akan menjadi target seleksi alam. Sebagian mutasi bersifat baik, misalnya
mutasi pada reseptor pada permukaan sel T pada manusian yang menghambat infeksi
HIV. Jadi, jumlah mutasi yang menguntungkan selama periode evolusinya menjadi
sangat besar, sehingga terjadinya spesies adaptif menjadi besar pula. Akibat
dari mutasi gen yang menguntungkan adalah pembentukan spesies yang adaptif;
peningkatan daya fertilitas dan viabilitas; pembentukan spesies yang kurang
adaptif; dan plientropi, yaitu suatu gen yang bermutasi dan dapat memperoleh
lebih dari dua sifat.
6. Rekombinasi dan Seleksi
Bagian terpenting dari
mekanisme evolusi adalah adanya rekombinasi gen. Rekombinasi gen dapat
berlangsung melalui perkawinan, sehingga reproduksi seksual merupakan faktor
penting dalam proses evolusi.
Percobaan yang
dilakukan oleh Wilhelm Ludwick Johansen (Denmrk, 1857-1927). Pada tahun 1905
dan kelompok peneliti dari universitas Illinois pada tahun 1985 menunjukkan
bahwa :
a. seleksi sangat efektif terhadap
rekombinasi pada organisme yang melakukan perkawinan silang
b. seleksi merupakan faktor
pengarah, pembatas, dam penstabil terhadap rekombinasi gen.
7. Terbentuknya Spesies Baru
Timbulnya spesies baru (spesiasi)
merupakan suatu mekanisme evolusi. Apabila dua varietas dari suatu spesies
tertentu menghuni dua tempat yang sangat berbada, sehingga tidak dapat
megadakan hubungan reproduksi, maka varietas tersebut akan mengalami perubahan
dan akhirnya menjadi dua spesies yang berlainan. Isolasi merupakan kunci
terjadinya spesies baru, karena isolasi mencegah terciptanya kembali
keseragaman antar spesies melalui hibridisasai. Isolasi ada dua macam, yaitu :
a. isolasi geografi yang dipisahkan
oleh tempat
b. isolasi reproduksi dapat terjadi
melalui isolasi ekologi, musim, tingkah laku, mekanik dan isolasi gamet.
Betuk-bentuk isolasi akan diuraikan
berikut ini:
1.Isolasi geografi Adalah isolasi
yang terjadi akibat keadaan alam. Isolasi geografi terjadi jika organisme dari
suatau spesies berpindah ke lingkunga baru yang berbeda dari lingkungan asal
dan dipisahkan oleh laut, gunung, atau gurun. Di lingkungan baru ini, organisme
aan beradaptasi dan membentuk populasi. Bentuk adaptasi ini daat mengarah
pada pembentukan spesies baru.
2. Isolasi ekologi Disebabkan
karena dua spesies yang berkerabat dekat terdapat di daerah geografi yang sama,
namun pada habitat berbeda. Contohnya , katak pohon kawin di danau yang tidak
permanen (kubangan), sedangkan katak banteng kawin di danau atau bada air
permanen yang lebih besar.
3. Isolasi musim Isolasi musim
(temporal) disebbkan oleh masa kawin atau kematangan gamet yang berbeda. Contohnya,
masa kawin lalat buah Drosophila pseodoobscura pada sore hari, sedangkan masa
kawin Drosophila pseumilis pada pagi hari.
4. Isolasi tingkah laku Menghalangi
fertilisasi karena adanaya perilaku tertentu atau ritual yang
berbeda-beda sebelum terjadi perkawinan. Ritual ini dapat berupa pertukaran
sinya antara betina dan jantan.
5. Isolasi mekanik Menghalangi
perkawinan akibat struktur kelamin yang berbeda. Perbedaan morfologi atau
anatomi membuat dua spesies yang berbeda tidak dapat kawin. Contohnya, tanaman
sage hitam memiliki bunga kecil yang hanya dapat diserbukkan oleh lebah kecil.
Berbeda denagan tanaman sage putih yang memiliki struktur bunga yang besar yang
hanya dapat diserbukkan oleh lebah besar.
6. Isolasi gamet Menghalangi
terjadinya pembuahan akibat susunan kimiawi dan molekul yang berbeda antara dua
sel gamet. Jika ada dua kelompok individu yang berbeda spesies menempati
habitat yang sama, disebut populasi simpatrik. Jika menempati habitat berbeda,
disebut populasi alopatrik. Spesies baru dapat pula terbentuk melalui peristiwa
poliploidi (berlipat gandanya jumlah kromosom dalam sel) akibat pengaruh dari
radiasi dn zat kimia tertentu, dan secara spontan melalui domestikasi.
Domestikasi adalah menjadikan hewan ternak dari hewan liar, dan tanamanbudi
daya dari tumbuhan yang semuaa hidup liar. Jadi, domestikasi adalah langkah
terbentuknya spesies baru yang mekanismenya terjadi karena adanya campur tangan
manusia.
2.4.Bukti-Bukti
Evolusi
1. Biogeografi
Penyebaran geografis
spesies adalah hal yang pertama kali
memberi ide akan adanya evolusi kepada Darwin. Pulau-pulau memiliki banyak
spesies tumbuhan dan hewan yang bersifat indigenous (asli, tidak ditemukan di
tempat lain) namunsangat erat hubungan kekerabatannya dengan spesies di daratan
utama terdekat atau di pulau-pulau sekitarnya. Beberapa pertannyaan muncul.
Kenapa dua pulau denganlingkungan yang mirip di tempat yang berbeda di Bumi ini
dihuni bukan oleh spesies yang memiliki hubungan kekerabatan yang sangat erat,
tetapi oleh spesies yang secara taksonomi terkait dengan tumbuhan dan hewan
pada daratan yang terdekat, dimana lingkunganya sering kali sangat berbeda?
Kenapa hewan tropis Amerika Selatan lebih dekat hubungannya dengan spesies
gurun Amerika Selatan dibangdingkan dengan spesies daerah tropis afrika? Kenapa
Australia merupakan tempat tinggal bagi begitu banyak mamalia berkantung
(marshupial) tetapi relative sedikit hewan berplasenta (eutheria), binatang
yang perkembangan embrionya diselesaikan dalam uterus? Sebenarnya, bukan karena
Australia tidak ramah terhadap mamalia berplasenta, pada tahun terakhir ini,
manusia telah memasukan kelinci ke Australia, dan populasi kelinci meledak.
Hypothesis yang berlaku adalah bahwa pauna Australia yang unik itu berkembang
dipulau benua Australia dalam keadaan terisolasi dari tempat-tempat dimana
nenek moyang mamalia berplasenta hidup. Meskipun pula biogeografi seperti itu
tidak sesuai jika setiap orang membayangkan bahwa spesies ditempatkan satu
persatu dalam ingkungan yang sesuai, namun pola tersebut masuk akal dalam
konteks sejarah evolusi. Dalam pandangan evolusi, kita menemukan spesies modern
dimana mereka berada karenamereka berkembang dari nenek moyang yang menempati
daerah itu. Tinjaulah Armadillo, mamalia berkulit keras yang hanya hidup di amerika.
Sudut pandang evolusi biogeografi meramalkan bahwa armadillo modern adalah
turunan yang termodifikasi dari spesies yang terlebih dahulu menempati benua
tersebut, dan bukti fosil menguatkan bahwa nenek moyang seperti itu memang
benar pernah ada. Contoh ini akan membawa kita keutamaan umum bukti fosil
sebagai catatan sejarah evolusi.
2. Catatan fosil
Pengertian suksesi
bentuk fosil sesuai dengan apa yang diketahui dari jenis bukti lain mengenai
cabang utama keturunan dalam pohon kehidupan. Sebagai contoh, bukti-bukti
dari bidang biokimia, biomolekuler , dan biosel menempatkan prokariota sebagai
nenek moyang semua kehidupan dan memperkirakan bahwa bakteri mendahului semua
kehidupan eokariotik dalam catatan fosil. Memang, fosil tertua yang dikenali
adalah prokariotik. Contoh lain adalah penampakkan kronologi dari kelas-kelas
hewan vetebrata yang berbeda-beda dalam catatan fosil. Fosil ikan adalah yang
paling tua dari semua vetebrata lain, disusul kemudian oleh amfibia, diikuti
oleh reptilian, kemudian mamalia dan burung. Urutan ini sesuai dengan sejarah
keturunan vetebrata sebagaimana diungkapkan oleh banyak jenis bukti yang lain.
Sebaliknya, ide bahwa semua spesies diciptakan satu demi satu pada waktu yang
hampir sama diperkirakan bahwa hampir semua kelas vertebrata akan muncul
pertama kali pada catatan fosil dalam bebatuan dengan umur yang sama, yang
ternyata berlawanan dengan apa yang sesungguhnya diamati oleh para ahli
paleontologi. Pandangan Darwin mengenai kehidupan juga memperkirakan bahwa
transisi evolusioner harus meninggalan tanda-tanda dalam catatan fosil. Para
ahli paleontology telah menemukan banyak bentuk transisi yang menghubungkan
fosil yang lebih tua dengan spesies modern. Sebagai contoh, serangkaian fosil
mendokuentasikan perubahan bentuk dan ukuran tengkorak yang terjadi ketika
mamalia berevolusi dari reptilian. Setiap tahun, ahli paleontology menemukan
kaitan atau hubungan penting lainnya antara bentuk modern dengan nenek
moyangya. Pada beberapa tahun ini misalnya, para peneliti telah menemukan paus
yang telah menjadi fosil yang menghubungkan mamalia air ini dengan leluhurnya
yang hidupdi daratan.
3. Anatomi Perbandingan
Pewarisan dengan
modifikasi sangat jelas terlihat pada kemiripan anatomi antara anatomi spesies
yang dikelompokan dalam kategori taksonomi yang sama. Sebagai contoh, banyak
elemen kerangka yang sama menyusun tungkai depan manusia, kucing, paus,
kelelawar, dan semua mamalia lain, meskipun tungkai tersebut mempunyai fungsi
yang sangat berbeda. Tentunya, cara ternaik untuk membangun infrastruktur sayap
kelelawar bukan merupakan cara terbaik utnuk membangun sirip paus. Perbedaan
anatomi seperti itu tidak masuk akal, jika struktur tersebut secara unik
direkayasa dan tidak saling berhubungan. Suatu penjelasan yang lebih mungkin
adalah bahwa kemiripan dasar tungkai depan ini adalah akibat diturunkannya
semua mamalia dari satu nenek moyaanh yang sama. Tungkai depan, sayap, sirip,
dan lengan dari mamalia yang berbeda adalah variasi dari pokok struktur dasar
yang sama. Akibat fungsi yang berbeda pada setiap spesies, maka struktur
dasarnya dimodifikasi. Kemiripan dalam ciri khusus yang dihasilkan dari nenek
moyang yang sama disebut homologi, dan tanda-tanda anatomi evolusi seperti itu
disebut struktur homolog (homologous structure). Anatomi perbandingan konsisten
dengan semua bukti-bukti lain dalam memberikan bukti bahwa evolusi adalah suatu
proses pemodelan ulang dimana struktur nenek moyang yang berfungsi dalam satu
kapasitas dimodifikasi ketika mereka mengemban fungsi baru. Beberapa struktur
homolog yang paling menarik adalah organ vestigial (organ sisa yang tidak
berguna lagi ), yaitu struktur dengan arti penting yang kecil, jika ada, bagi
organisme tersebut. Organ vestigial merupakan sis-sisa historis dari struktur
yang memiliki fungsi penting pada leluhurnya. Sebagai contoh, paus masa kini
tidak memiliki tungkai belakang tetapi memilki dua sisa tulang pelvis dan kaki
lrluhur daratnya yang berkaki empat. Pada tingkat dasar, organ vestigial
tampaknya bisa mendukung konsep “Menggunakan dan tidak menggunakan” yang
dikemukakan oleh Lamarck, tetapi sebagai mana telah kita bahas, pengaruh
penggunaan struktur tubuh oleh suatu individu tidak diwariskan ke keturunan
individu tersebut. Sebaiknya, organ vestigial merupakan bukti evolusi melalu
seleksi alam. Karena akan membuang waktu saja untuk terus menyediakan darah,
zat-zat makanan dan ruangan bagi organ yang tidak lagi memiliki fungsi penting,
maka seleksi alam cinderung menguntungkan individu yang memiliki organ tersebut
dalam bentuk tereduksi, dan dengan demilikian cinderung akan menghilangkan
struktur yang tidak berfungsi lagi. Akhirnya, perubahan struktur seperti
adaptasi ekor sebagai uatu struktur pendorong utama dan reduksi tungkai
belakang pada paus melibatkan perubahan pada pola ekspresi gen selama
perkembangan embrio. Karena beragai proses yang terjadi saat perkembangan
embrio mempengaruhi fungsi organisme dewasa, maka organisme itu sendiri
merupakan pokok dari proses seleksi alam. Dengan demilikian, organ vestigial
mewakili perubahan dalam perkembangan embrio organisme yang ditempa atau
dibentuk oleh seleksi alam.
4. Embriologi perbandingan
Organisme yang memiliki
hubungan kekerabatan yang dekat akan mengalami tahapan yang sama dalam
perkembangan embrionya. Sebagai contoh, semua embrio vertebrata akan mengalami
suatu tahapan diman mereka memilki kantong insang pada bagian samping
tenggorokannya. Memang, pada tahapan perkembangan ini, persamaan pada ikan,
katak, ular, burung, manusia, dan semua vertebrata lain jauh lebh terlihat
daripada perbedaanya. Sementara perkembangan itu berlangsung, berbagai
vertebrata menjadi semakin bervariasi, dan akhirnya akan memiliki ciri khas
pada kelasnya. Pada ikan, misalnya, kantung insang berkembang menjadi insang ;
pada vertebrata darat, struktur embrio tersebut akan dimodivikasi untuk
fungsi-fungsi lain, seperti saluran eutachius yang menghubungkan telinga tengah
dengan tenggorokan pada manusia. Embriologi berbandingan sering kali membentuk
homologi pada beberapa struktur, seperti kantung insang, yang mejadi sedemikian
berubah pada perkembangan selanjutnya sehingga asal mulanya yang sama tidak
lagi terlihat dengan jelas saat membandingkan bentuknya telah berkembang secara
lengkap. Diilhami oleh prinsip Darwinan mengenai pewarisan yang dimodifikasi,
banyak ahli embriologi pada akhir abad ke-19 mengemukakan pandangan ekstrim
yaitu “Entogeni memberikan ikhtisar filogeni.” Pendapat ini menganggap bahwa
perkembangan organisme individu, atau ontogeni, merupakan pengulangan sejarah
evolusioner spesies, atau filogeni. Teori rekapitulasi ini adalah suatu
pernyataan yang berlebihan. Meskipun semua vertebrata memiliki banyak ciri
perkembangan embrio yang sama, tidak benar bahwa mamalia pertama-tama mengalami
“tahapan perkembangan ikan”, kemudian “tahapan amfibia”, dan seterusnya.
Ontogeny dapat memberikan petunjuk untuk filogeni, tetapi penting untuk diingat
bahwa semua tahapan perkembangan itu bisa berubah sepanjang rentetan proses
evolusi yang panjang. Pandangan Baru Tentang Evolusi Menurut Darwin, alam
adalah arena perjuangan dan kompetisi yang mulai diterapkan pada manusia.
Sedangkan pada tumbuha aupun hewan, seleksi alam hanya berlaku pada tumbuhan
dan hewan yang cacat. Organisme yang kalah hanya sebagian kecil, sementara yang
lolos masih tetap banyak dan dapat mempertahankan diri hingga saat ini. Sejak
dikemukakan pertama kali oleh Charles Darwin, teori evolusi telah mendapat
tentangan dari berbagai pihak. Pihak yang tidak setuju dengan pendapat Darwin
mengemukakan bahwa mahluk hidup tercipta dengan betuk yang ada seperti saat
ini. Ini disebut teori penciptaan dan berkembang menjadi teori-teori yang pada
intinya mendukung teori penciptaan (creationism). Salah satu teori penciptaan
adalah teori Intelligent Design. Menurut teori ini, semua mahluk hidup dan alam
semesta diciptakan oleh Tuhan secara terencana dan bukannya dengan ketidak
sengajaan.
Dewasa ini, terdapat
kecenderungan berkembangnya teori creationism dengan adanya fakta dari hal-hal
berikut ini.
1. Penemuan Model DNA oleh Watson
dan Crick Melekul DNA yang terdapat dalam sel hidup, mempunyai kerumitan dan
keteraturan. DNA mengandung basa-basa yang berurutan yang terdiri dari adenine,
timin, guanine, dan sitosin. Keteraturan dan kerumitan mulekul DNA dalam
menentukan urutan basa tidak akan muncul secara kebetulan. Walaupun ada
kerusakan atau perubahan yang berupa mutasi, biasanya individu yang mengalami
mutasi menjadi cacat ataupun steril, sehingga tidak mungkin menurunkan
keturunan. Dengan kata lain, tidak mungkin suatu sel berubah menjadi mahluk
hidup yang lebih kompleks dan seleksi alam bukanlah pendorong terjadinya
evolusi.
2. Hukum Penurunan Sifat
Menurut Mendel Gregor Johann Mendel (1822-1884) mengemukakan bahwa penurunan
sifat induk kepada keturunannya disebabkan oleh factor penentu yang sekarang
diketahui sebagai gen. komposisi gen ditentukan separuh dari induk jantan
(spermatozoa) dan separuh dari induk betina (ovum). Penurunan sifat dari induk
ke keturunan berjalan secara terus-menerus dan teratur. Pembentukan sel kelamin
terjadi melalui peristiwa meiosis yang didahului oleh replikasi DNA pada waktu
interfase, dan dilanjutkan dengan terjadinya duplikasi kromosom pada profase 1.
Dengan demikian meteri genetik dari induk kepada keturunannya dijamin sama.
2.5. Teori
Asal Usul Kehidupan
Asal usul kehidupan
menurut pandangan ilmu pengetahuan belum sepenuhnya terkuak, ada hal-hal yang
masih menjadi misteri. Sama halnya dengan asal usul terbentuknya bumi yang
belum jelas sepenuhnya. Hingga saat ini, semuanya masih bersifat hipotesis.
Mengenai terbentuknya bumi dan planet-planet lain ada dua teori yang terkenal,
yaitu teori kabut asal (nebula) dan teori big-bang.
1. Teori Nebula Teori ini
menyatakan bahwa beberapa miliar tahun lalu, bintang-bintang di angkasa yang
tidak stabil meledak. Debu dan gas hasil ledakan ini membentuk kabut. Kabut ini
disebut kabut asal atau nebula. Kemudian kabut asal memadat lalu meledak,
menghasilkan bintang baru dan planet-planet, termasukbumi. Bintang baru yang
tidak stabil meledak dan membentuk nebula lagi.
2. Teori Big Bang Teori ini
menyatakan bahwa materi di angkasa menyatu dan memadat membentuk benda kecil
yang kemudian meledak. Ledakan ini menghasilkan bintang-bintang dan
planet-planet, termasuk bumi.
Dalam biologi, dikenal
tiga teori asal-usul kehidupan yaitu teori abiogenesis, biogenesis, dan evolusi
kimia.
1.
Teori
Abiogenesis (Generatio Spontanea)
Aristoteles adalah orang
yang pertama kali mengemukakan konsep bahwa kehidupan berasal dari benda mati.
Teori ini dikenal dengan namageneratio spontanea dan abiogenesis. Dari hasil
penelitian Aristoteles tentang hewan-hewan yang hidup di air, ternyata
ikan-ikan tertentu melakukan perkawinan, kemudian bertelur. Dari telur-telur
tersebut lahir ikan-ikan yang sama dengan induknya. Akan tetapi, ia juga
percaya bahwa ikan-ikan tertentu terbentuk dari lumpur.
2.
Teori
Biogenesis
Eksperimen terkenal yang
menentang teori abiogenesis dilakukan antara lain oleh Francesco Redi (Italia),
Lazzaro Spallanzani (Italia), dan Louis Pasteur (Prancis).
3.
Teori
Evolusi Kimia (teori Biologi Modern)
Para ahli geologi
beranggapan bahwa pada mulanya keadaan suhu dibumi ini sangat tinggi.Akan
tetapi, pada suatu saat bumi mengalami pendinginan. Pada proses pemanasan dan
pendinginan tersebut, banyak terbentuk bahan-bahan kimia. Bahan-bahan yang
berat akan masuk ke dalam permukaan bumi karena adanya gaya gravitasi,
sedangkan bahan-bahan yang ringan akan berada si bagian luar bumi yang disebut
atmosfer.susunan atmosfer pada masa itu amat berbeda dengan susunan isi
atmosfer sekarang. Pada atmosfer purba tidak terapat unsur oksigen, kerena suhu
yang amat tinggi oksigen mudah bersenyawa dengan unsur-unsur lain.
Teori evolusi kimia dikemukakan
oleh beberapa ahli berikut ini.
a) A.I. Oparin (Rusia)
A.I. Oparin adalah orang
pertama yang mengemukakan bahwa evolusi zat-zat kimia telah terjadi sebelum
kehidupan ini ada. Atmosfer bumi mula-mula memiliki air, CO2, metana, ammonia,
namun tidak memiliki oksigen bebas. Dengan adanya panas dari berbagai sumber
energy, zat-zat terebut mengalami serangkaian perubahan menjadi mulekul organic
sederhana.
b) Harold Urey
Pada tahun 1893 Harold
Urey mengemukakan teori yang didasari atas pemikiran bahwa organic merupakan
bahan dasar organisme hidup, yang pada mulanya dibentuk sebagai reaksi gas yang
ada di alam dengan bantuan energy.
c)Stanley miller
Pada tahun 1953, Stanley
Miller berhasil membuktikan teori gurunya, Urey, dalam laboratorium. Dia
menciptakan alat yang dimasukan bermacam-macam gas, seperti uap air yang
dihasilkan dari air yang dipanaskan, hydrogen, metana, dan ammonia. Selanjutnya
pada alat tersebut diberikan aliran listrik 75.000 volt, seminggu kemudian
ternyata Miller mendapatkan zat organic berupa asam amino, asam hidroksi, HCN,
dan Urea. Asam amino merupakan komponen kehidupan, pemikiran selanjutnya adalah
bagaimana terbentuknya proein dari asam amino tersebut.
d) Melvin calvin
Melvin Calvin menunjukan
bahwa radiasi sinar dapat mengubah metana, ammonia, hydrogen dan air menjadi
mulekul-mulekul gula dan asam amino, dan juga terbentuk purin dan pirimidin,
yang merupakan zat dasar pembentukan DNA, RNA, ATP, dan ADP. Dari evolusi kimia
kita dapat menyimpulkan bahwa senyawa-senyawa organic yang ada di atmosfer
mengalami perubahan sedikit demi sedikit membentuk senyawa organic. Senyawa
organic itulah yang merupakan komponen dasar mahluk hidup.
BAB
III
PENUTUP
Evolusi
adalah proses perubahan pada makhluk hidup dari generasi ke genersi berikutnya
dalam kurun waktu yang sangat lama.Teori-teori evolusi yaitu Teori Fisisme,
Katastropisme, Transformisme, Gradualisme, Kreasionisme, Uniformitanianisme,
Lamarck, dan Darwin.
Perbedaan antara teori
Lamarck dengan teori Darwin yaitu Lamarck mengatakan evolusi terjadi Karena
adanya perubahan individu sebagai mekanisme adaptasi terhadap lingkungan, dan
perubahan ini diwariskan. Sedangkan Darwin mengatakan evolusi terjadi karena
seleksi alam, individu yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya yang mampu
bertahan hidup.
Adapun bukti-bukti
terjadinya evolusi yaitu biogeografi, catatan fosil, anatomi perbandigan,
dan embriologi perbandingan. Pandangan baru mengenai evolusi yaitu dari pihak
yang tidak setuju dengan pendapat Darwin mengemukakan bahwa mahluk hidup
tercipta dengan bentuk yang ada seperti saat ini disebut teori penciptaan dan
berkembang menjadi teori-teori yang pada intinya mendukung teori penciptaan.
Salah satu teori penciptaan adalah teori Intelligent Design. Menurut teori ini,
semua mahluk hidup dan alam semesta diciptakan oleh Tuhan secara terencana.
No comments:
Post a Comment